Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Identitas, Tes DNA, dan Udel yang Suka Seenaknya Sendiri

21 Oktober 2019   00:03 Diperbarui: 21 Oktober 2019   00:53 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dites DNA-nya

Pada tataran kebangsaan, gejala untuk  identifikasi diri itu tidak jauh berbeda polanya. Serupa tapi tak sama.

Yang kita sebut Indonesia itu awalnya adalah satu gagasan imajiner. Tentang sekelompok penduduk, segugusan wilayah, yang diikat sekaligus dikelola oleh satu kesepakatan yang disebut konstitusi.

Sekarang kita balik. Kita punya konstitusi, tapi penduduknya tidak mengakui lagi kesepakatan yang tertuang di dalamnya. Apa yang terjadi? Bubar.

Di situlah titik kritis kebangsaan. Titik yang berada dalam relasi antara konstitusi  tekstual dengan  kesadaran  yang ada dalam pikiran warga negara untuk mengakui  dan tunduk pada kesepakatan di dalamnya.

Ambil contoh kasus Veronica Koman yang tengah hangat diperbincangkan.


Ketika Veronica Koman diburu polisi atas keterlibatannya dalam kerusuhan Papua, maka seharusnya dia elegan bertanggung jawab, membela diri dengan tata cara yang sesuai dengan konstitusi kita. Hukum yang berlaku di Indonesia.

Fakta bahwa dia malah lapor ke Parlemen Australia mengarahkan kita pada satu pertanyaan: Veronica Koman  itu warga Indonesia atau Australia?

Veronica Koman dengan anggota Parlemen Australia setelah membahas keadaan yang berlangsung di Papua (okezone.com).
Veronica Koman dengan anggota Parlemen Australia setelah membahas keadaan yang berlangsung di Papua (okezone.com).
Konstitusi kita UUD dan Pancasila yang lahir (disepakati) tahun 1945. Sementara penduduknya sudah ada jauh lebih tua dari waktu itu. Dengan identitas etnis dan agama masing-masing yang dianutnya.

Ketika  muncul wacana dikotomis antara pribumi dan non-pribumi; pendatang dan penduduk lokal; maka jawaban ilmiah diperlukan untuk menyelesaikannya.

Berkaitan dengan isu identitas itu, Lembaga Biomolekuler Eijkman  meneliti DNA sejumlah relawan. Pesohor yang ikut tes DNA tersebut  antara lain: Najwa Shihab, Edo Kondologit, Ariel Noah, Ayu Utami, Riri Riza, dan Mira Lesmana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun