Mohon tunggu...
Agung Restu Laksono
Agung Restu Laksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo saya Agung merupakan mahasiswa studi Hubungan Internasional yang memiliki keterkaitan tersendiri sejak SMA dalam bidang kepenulisan. Selama masa Sekolah Menengah saya dan rekan-rekan saya telah sempat mempublikasikan 2 majalah mini, yang dimana hal ini menjadi langkah awal dari diri saya dalam menyelami bidang Kepenulisan Ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Vital Asian Development Bank (ADB) dalam Stabilitas Moneter Internasional

29 Maret 2024   11:58 Diperbarui: 29 Maret 2024   12:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: infopublik.id

Di era modern saat ini, perekonomian global telah terstruktur secara sistematis. Perubahan teknologi, globalisasi, dan integrasi pasar telah menjadi pendorong utama dalam membentuk sistem ekonomi yang terinterkoneksi. Perusahaan multinasional, lembaga keuangan internasional, serta negara-negara saat ini telah saling berinteraksi dalam lingkungan ekonomi yang semakin terhubung, dan menciptakan jaringan yang rumit sekaligus saling memengaruhi dalam aktivitas ekonomi global. Perkembangan ini secara tidak langsung juga mendorong terbentuknya suatu sistem baru yang kini dikenal sebagai Sistem Moneter Internasional.

Apa itu Sistem Moneter Internasional?

Pada periode pasca-Perang Dunia II, khususnya sekitar tahun 1944, terjadi sebuah peristiwa yang mencuat dalam sejarah perkembangan sistem keuangan global, yaitu lahirnya Sistem Moneter Internasional. Fenomena ini tidak hanya sekadar menandai kemunculan sebuah entitas baru, tetapi juga melibatkan serangkaian aspek yang amat kompleks. Hal ini meliputi pendirian struktur, penggunaan instrumen keuangan, pembentukan institusi internasional, serta pembuatan perjanjian yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengatur kurs atau nilai mata uang di skala global. Tak hanya itu, Sistem Moneter Internasional juga turut mencakup sejumlah proses yang rumit, seperti penyesuaian aliran modal internasional, penerapan regulasi perdagangan global, dan juga menjaga keseimbangan neraca pembayaran antara negara-negara yang terlibat.

Cakupan proses ini secara tidak langsung nantinya akan selalu berkesinambungan dengan Kurs Valuta Asing, yang memainkan peran krusial dalam dinamika sistem moneter internasional. Kurs valuta asing, dalam kerangka Sistem Moneter Internasional, serupa dengan yang ditemukan dalam sistem moneter nasional, di mana nilai tukarnya menentukan pertukaran antara mata uang nasional dengan mata uang asing. Namun, dalam konteks global, faktor-faktor yang memengaruhi kurs valuta asing menjadi lebih kompleks, termasuk inflasi, suku bunga, kondisi ekonomi negara, serta faktor-faktor geopolitik yang berdampak pada kepercayaan investor dan arus modal. Selain itu, Sistem Moneter Internasional sendiri mengakomodasi berbagai sistem nilai tukar, termasuk sistem nilai tukar tetap dan sistem nilai tukar mengambang, yang masing-masing memiliki implikasi yang signifikan terhadap nilai tukar valuta asing.

Dalam konteks Moneter Internasional, sistem valas ini memiliki dua pengklasifikasian utama yang menggambarkan pendekatan berbeda dalam menentukan nilai tukar mata uang. Pertama, adalah Fixed Exchange Rate, di mana negara secara aktif mengatur atau menetapkan nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang lain atau suatu standar tertentu, seperti emas atau mata uang asing lainnya. Sistem ini memberikan stabilitas dalam perdagangan internasional dan investasi lintas batas, karena nilai tukar mata uang tetap dan dapat diprediksi.

Di sisi lain, Floating Exchange Rate adalah ketika nilai tukar mata uang ditentukan oleh mekanisme pasar bebas. Artinya, pasokan dan permintaan di pasar valuta asing menentukan nilai tukar secara dinamis. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada pasar untuk menyesuaikan nilai tukar sesuai dengan faktor-faktor ekonomi dan keuangan. Namun, hal ini juga dapat menciptakan volatilitas dan ketidakpastian dalam nilai tukar mata uang.

Selain pengklasifikasian berdasarkan penentuan nilai tukar mata uang asing, dalam konteks Sistem Moneter Internasional, Valuta Asing juga dapat diklasifikasikan berdasarkan intensinya. Pertama, terdapat Convertible Currency, yang mencerminkan harapan bahwa mata uang tersebut dapat dengan mudah dipertukarkan atau dikonversi dengan mata uang negara lain tanpa adanya pembatasan atau kendala tertentu. Keberadaan mata uang yang ada dalam kategori ini biasanya menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan dan likuiditas dalam perdagangan internasional serta investasi global.

Selanjutnya kedua, ada Soft Currency, di mana mata uang tersebut cenderung mengalami devaluasi atau depresiasi relatif terhadap mata uang asing lainnya. Situasi ini sering terjadi dalam ekonomi yang mengalami ketidakstabilan atau inflasi tinggi, yang mengakibatkan penurunan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing.

Terakhir, yang ketiga adalah Hard Currency, yaitu suatu intensi yang mengindikasikan mata uang yang diperkirakan akan mengalami revaluasi atau apresiasi relatif terhadap sebagian besar mata uang dunia. Mata uang dalam kategori ini sering dianggap sebagai simbol stabilitas ekonomi dan kepercayaan global, serta menjadikannya pilihan yang diinginkan dalam perdagangan internasional dan cadangan devisa negara. Mata uang ini biasanya digunakan untuk transaksi internasional dan dianggap memiliki risiko yang lebih rendah dalam hal fluktuasi nilai tukar.

Apa Contoh dari Penerapan Sistem Moneter Internasional?

Salah satu contoh aktual yang mengilustrasikan implementasi prinsip-prinsip Sistem Moneter Internasional adalah keberadaan Asian Development Bank (ADB). ADB berdiri sejak 19 Desember 1966, dan menjadi salah satu lembaga keuangan regional yang berperan penting dalam memfasilitasi pembangunan ekonomi di kawasan Asia. Dengan kantor pusatnya yang terletak di 6 ADB Avenue, Mandaluyong, Metro Manila, Filipina, ADB secara aktif beroperasi dalam kawasan Indo-Pasifik dengan melibatkan 68 negara anggota.

Misi utama dari dibentuk nya ADB ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi di Asia melalui pemberian dukungan finansial, teknis, dan kebijakan kepada negara-negara anggotanya. ADB secara konsisten berupaya untuk memperkuat infrastruktur, meningkatkan akses terhadap layanan dasar, serta mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan inklusif di seluruh kawasan. Melalui berbagai inisiatif dan proyek, ADB memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi kemiskinan, meningkatkan ketahanan ekonomi, dan memajukan pembangunan berkelanjutan di Asia, sehingga menjadi gambaran nyata dari peran vital yang dimainkan oleh lembaga keuangan regional dalam konteks Sistem Moneter Internasional.

Berdasarkan beberapa misi tersebut, secara intuitif dapat diamati bahwa Asian Development Bank (ADB) memiliki peran yang sangat relevan dalam implementasi dan pengawasan Sistem Moneter Internasional. Peran ADB dalam menjaga stabilitas moneter global menjadi sangat penting karena lembaga ini berfungsi sebagai salah satu pemain utama dalam memerangi masalah kemiskinan di wilayah Asia dan Asia Pasifik. Dengan adanya peranan sentral dalam lembaga keuangan multilateral tersebut, maka nantinya kapabilitas ADB tidak hanya berpangku pada pemberian pinjaman finansial, tetapi juga menyediakan teknologi dan bantuan teknis yang diperlukan untuk memperkuat sistem keuangan di negara-negara kawasan tersebut. Dengan adanya peranan aktif dalam pemberian bantuan dan pembangunan infrastruktur tersebut, ADB secara langsung dapat ikut berkontribusi dalam upaya-upaya untuk memperkuat ekonomi domestik, meningkatkan ketahanan ekonomi, serta mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi di tingkat regional.

Selain beberapa peranan yang telah disebutkan sebelumnya, nyatanya ADB juga masih memiliki peran lain yang bersifat krusial dalam Sistem Moneter Internasional. Peran tersebut yaitu meliputi pemberian bantuan untuk mengurangi dampak pandemi, bencana alam, dan melakukan reformasi guna meningkatkan kapasitasnya dalam memberikan pelayanan yang lebih efektif. Hal ini dapat terlihat pada  tahun 2009, ADB berhasil meningkatkan kapasitasnya dari $55 miliar menjadi $165 miliar. Dari data ini, terlihat bahwa ADB memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan proyek-proyek pembangunan dan mendukung upaya pemulihan ekonomi serta stabilitas di negara-negara kawasan. Dalam konteks sistem moneter internasional, peran ADB ini sebagai penyedia dana besar dan pemangku kepentingan utama dalam pembangunan ekonomi di Asia dan Asia Pasifik menjadi semakin krusial dan esensial. Dengan adanya tingkat keterlibatan dan dukungan finansial yang semakin besar ini, maka ADB secara tidak langsung nantinya dapat turut memainkan peran yang lebih aktif dalam membantu negara-negara anggotanya untuk menghadapi tantangan ekonomi global dan meningkatkan ketahanan mereka terhadap goncangan ekonomi yang mungkin terjadi untuk skala kedepannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keberadaan dan peran yang semakin berkembang dari Asian Development Bank (ADB) tersebut menandai salah satu tonggak penting dalam implementasi dan operasionalisasi Sistem Moneter Internasional di era modern saat ini. Melalui kontribusinya yang signifikan dalam menyediakan dana, bantuan teknis, dan dukungan proyek pembangunan di kawasan Asia dan Asia Pasifik, ADB tidak hanya berperan sebagai agen utama dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tetapi juga sebagai pilar penting dalam menjaga stabilitas moneter regional dan global. Wewenang ADB dalam hal ini membuatnya terus memainkan peran kunci dalam membentuk arah dan dinamika Sistem Moneter Internasional, menghadapi berbagai tantangan ekonomi, dan menciptakan kondisi yang mendukung untuk pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan di seluruh kawasan. Oleh karena itu, saat ini peran ADB menjadi kunci dalam memastikan bahwa Sistem Moneter Internasional dapat beroperasi secara efektif dan memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas ekonomi global di masa depan, terutama di kawasan Asia.

Sumber:

Board of Directors. (2020, Januari 6). Asian Development Bank. https://www.adb.org/about/board-directors

Indonesia. (2017, April). Asian Development Bank. https://www.adb.org/sites/default/files/publication/29017/ino-2017-id.pdf

Management. (n.d.). Asian Development Bank. https://www.adb.org/about/management

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun