Magelang – Limbah sabut kelapa selama ini sering dianggap tak bernilai. Padahal, jika diolah dengan tepat, sabut kelapa bisa berubah menjadi material bernilai ekonomi tinggi. Tim dosen Universitas Tidar (UNTIDAR) membuktikan hal itu melalui program Pengabdian Unggulan Universitas tahun 2025.
Diketuai oleh Ir. Sri Hastuti, S.T., M.T., bersama anggota lintas bidang seperti Ir. Nani Mulyaningsih, S.T., M.Eng., Martha Arum Nugraheni, M.Gz., Agung Purnomo, S.Si., M.S., Nurhadi, S.T., M.T., Ir. Angger Bagus Prasetiyo, S.T., M.Eng., Widyanita Harwijayanti, S.T., M.T., Zidan Yusron Wijanarko, S.T., M.Eng, Muktivani Swastiko, dan Tardho Hakim, mereka mengembangkan meja tamu dan kursi minimalis berbahan komposit sandwich dari serat sabut kelapa dengan core kayu balsa.
Produk inovatif ini dibuat dengan metode hand lay up untuk papan komposit, sementara rangka meja dan kursi disambung menggunakan teknik pengelasan SMAW. Setelah melalui proses produksi, hasil pengabdian tersebut resmi diserahkan kepada masyarakat pada Kamis, 28 Agustus 2025, pukul 13.00–14.00, di Balai Pertemuan Warga RT 09 RW 06 Tuguran.
Penyerahan produk ini menjadi momen penting karena menandai kolaborasi nyata antara kampus dan masyarakat. “Kami ingin menunjukkan bahwa bahan lokal bisa bersaing dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ungkap Sri Hastuti saat acara penyerahan.
Selain memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai, kegiatan ini juga diharapkan membuka peluang usaha baru berbasis material ramah lingkungan, sekaligus memperkuat ikatan antara perguruan tinggi dengan masyarakat sekitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI