Jika kolaborasi dipadukan dengan digitalisasi, kita memiliki peluang besar menjadikan jalan raya Indonesia lebih aman dan efisien bagi semua.
Menjawabnya, Indonesia perlu menggabungkan dua fondasi utama: kolaborasi strategis dan digitalisasi pengawasan.
Dengan sinergi pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat, ditopang teknologi seperti IoT, big data, blockchain, dan e-Tilang, Indonesia berpeluang membalik situasi. Transportasi darat yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan bukan utopia, tetapi target realistis jika roadmap 2025-2029 dijalankan konsisten.
Langkah ini tidak hanya mengurangi kecelakaan dan kerusakan jalan, tetapi juga meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Sebuah momentum yang menentukan apakah Indonesia siap menuju era logistik modern tanpa kompromi terhadap keselamatan.
Zero ODOL 2029 bukan hanya urusan regulator atau pengusaha, melainkan tanggung jawab kita bersama sebagai pengguna jalan. Pertanyaannya: berani kah kita berkolaborasi dan bertransformasi digital, atau terus membiarkan jalan raya jadi korban?
Disclaimer: Target "Zero ODOL 2029" dalam artikel ini bukan kebijakan resmi, melainkan sumbangan pemikiran penulis untuk mendorong kolaborasi dan digitalisasi penanganan ODOL.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI