"Kita tidak sedang menyiapkan anak-anak untuk masa depan kita. Kita sedang menyiapkan mereka untuk masa depan mereka yang belum kita kenali." ~ Adaptasi dari Sir Ken Robinson
Ketika Orang Tua Kaget Anak SD Belajar AI
"Sungguh saya terkejut, Pak... Anak saya baru kelas 4 SD, sudah belajar tentang AI. Katanya ada robot yang bisa belajar sendiri? Itu bukan buat mahasiswa ya?"
Demikian komentar seorang wali murid dalam sesi diskusi terbuka sekolah dasar unggulan di Jakarta.
Sebagian orang tua tampak antusias. Sebagian lagi bingung. Bahkan ada yang khawatir.
"Kenapa anak-anak sekecil ini dikenalkan teknologi secanggih itu?", Tanya seorang ibu dengan nada resah.
Namun, kekhawatiran itu berubah menjadi pemahaman, bahkan dukungan penuh, ketika pihak sekolah menjelaskan:
"Anak-anak kita akan tumbuh di tengah Agentic AI, dunia yang serba otomatis, data-driven, dan digital-native. Kita tidak mengajarkan mereka menjadi programer sekarang. Kita menanamkan pemahaman: bahwa teknologi bisa jadi alat, bukan ancaman. Bahwa AI bukan monster, melainkan mitra dalam hidup."
Pendidikan Abad ke-21 Tak Lagi Cukup dengan Kurikulum Lama
Memasuki 2030, World Economic Forum memprediksi lebih dari 50% pekerjaan akan berubah drastis karena AI dan otomasi. Laporan UNESCO pun menekankan pentingnya "future literacy", yaitu kecakapan memahami masa depan dan teknologi yang menyertainya, termasuk Deep Learning dan Artificial Intelligence (AI).
"Kita tidak bisa membekali anak-anak dengan peta dunia lama, sementara mereka sedang menjelajahi dunia baru yang dipenuhi AI."
~ Prof. Mitchel Resnick, MIT Media Lab
Di sinilah tantangan terbesar pendidikan dasar muncul: bagaimana menyiapkan guru-guru SD menghadapi masa depan teknologi tinggi, tanpa kehilangan makna manusiawi pendidikan?
Jawabannya adalah: dengan pendekatan interdisipliner.
Mengapa Guru SD Perlu Belajar Deep Learning (Tanpa Harus Jadi Ahli) ?
Guru SD adalah gerbang pertama membentuk literasi ini. Bahkan, guru memiliki posisi paling strategis dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna, membumi, dan manusiawi, bahkan di tengah dunia yang makin artifisial.