Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Transformative Human Development Coach | Penulis 4 Buku

Agung MSG – 🌱 Transformative Human Development Coach ✨ Mendampingi profesional bertumbuh lewat self-leadership, komunikasi, dan menulis untuk reputasi. 📚 Penulis 4 buku dan 1.400+ artikel inspiratif di Kompasiana. 💡 Penggagas HAI Edumain – filosofi belajar dan berkarya dengan hati, akal, dan ilmu. 📧 agungmsg@gmail.com | 🔗 bit.ly/blogagungmsg | 📱 @agungmsg 🔖 #TransformativeCoach #LeadershipWriting #GrowWithAgung “Menulis bukan sekadar merangkai kata, tapi merawat jiwa dan meninggalkan jejak makna.”

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Komunikasi Efektif dan Empati dalam Kepemimpinan, Kunci Sukses Manajer di Era Digital

7 November 2024   08:37 Diperbarui: 7 November 2024   08:47 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepemimpinan yang efektif dimulai dari komunikasi dan empati.|Foto: graduate.northeastern.edu

Di era globalisasi, tim lintas budaya kini semakin lazim. Pemimpin dengan empati tinggi mampu memahami nilai-nilai dan kebiasaan yang berbeda dalam tim mereka, yang memperkuat keterlibatan dan kolaborasi. McKinsey menyatakan bahwa organisasi yang inklusif secara budaya memiliki peluang 35% lebih besar untuk mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan organisasi yang homogen.

Misalnya, ketika manajer memimpin tim yang beranggotakan karyawan dari budaya yang berbeda, ia perlu memahami dan menghormati nilai-nilai setiap anggota. Jika ada perbedaan dalam waktu kerja atau cara berkomunikasi, pemimpin yang empatik akan mencari solusi fleksibel yang dapat diadaptasi untuk menciptakan harmoni dalam tim.

4. Menggunakan Teknologi sebagai Alat, Bukan Pengganti Interaksi Interpersonal

Teknologi komunikasi seperti Slack, Zoom, dan Microsoft Teams kini menjadi alat utama untuk kolaborasi. Namun, penggunaan teknologi ini harus diimbangi dengan pendekatan personal agar komunikasi tetap bermakna. Sebuah survei dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa 89% karyawan merasa lebih terhubung dengan perusahaan jika mereka merasa "didengar" meskipun melalui platform digital.

Misalnya, dalam rapat online, manajer yang efektif akan menyempatkan diri menanyakan kabar anggota tim atau memberikan apresiasi sebelum masuk ke topik utama. Sentuhan kecil seperti ini memberi kesan bahwa pemimpin memperhatikan kesejahteraan timnya, yang memperkuat loyalitas dan komitmen dalam bekerja.

5. Komunikasi dan Empati sebagai Pilar Utama di Era Transformasi Digital

Selama proses transformasi digital, banyak karyawan mengalami ketidakpastian. Di sini, kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan empatik sangatlah penting. Penelitian oleh Deloitte menunjukkan bahwa karyawan yang merasa didukung dan dihargai lebih mampu beradaptasi dengan perubahan. Empati menjadi penopang bagi mereka dalam menghadapi tantangan ini, sementara komunikasi yang jelas mengurangi keraguan dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Sebagai contoh, saat mengimplementasikan sistem baru, seorang pemimpin dapat menjelaskan dengan transparan alasan perubahan, serta melibatkan tim dalam proses ini. Dengan demikian, tim merasa menjadi bagian dari perubahan, bukan sekadar pelaksana yang pasif, sehingga meningkatkan keterlibatan mereka dalam menyukseskan transformasi.

6. Mengintegrasikan Komunikasi dan Empati sebagai Budaya Organisasi

Pemimpin yang efektif tidak hanya mempraktikkan komunikasi dan empati pada tingkat individu tetapi juga membangun budaya yang menghargai keterbukaan dan rasa peduli dalam organisasi. Menurut penelitian oleh Society for Human Resource Management (SHRM), 58% karyawan menyatakan bahwa budaya kerja yang suportif meningkatkan motivasi dan kebahagiaan mereka.

Misalnya, seorang manajer yang berkomitmen terhadap komunikasi terbuka akan mendorong anggota tim untuk memberikan umpan balik tanpa rasa takut. Ketika anggota tim merasa lingkungan kerja mendukung ekspresi dan ide mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk berkontribusi maksimal dan merasa dihargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun