Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panggilan Cinta untuk Memulihkan Kenegarawanan dan Darurat Kebangsawanan

2 Februari 2024   10:30 Diperbarui: 3 Februari 2024   16:36 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Krisis kebangsaan kita pulihkan dengan rasa cinta pada bangsa dan negara | Foto: crosswalk.com

"Hentikanlah pertunjukan kegelapan ini, hentikanlah penyebaran ketidakpastian dan keserakahan. Mari kita bersama-sama membangun kembali fondasi-fondasi kenegarawanan yang kokoh, yang didasari oleh keadilan, kebenaran, dan cinta kepada sesama."

Di tengah gemuruh politik yang membelenggu, terhampar pemandangan suram di ladang kenegarawanan. Sungguh, negara ini sedang mengalami darurat kebangsawanan, sebuah krisis moral yang meruntuhkan fondasi-fondasi keadilan dan kebenaran.

Tingkah laku yang seharusnya menjadi tauladan, justru dipenuhi oleh kecurangan dan manipulasi. Kekerasan budaya, bukan lagi sekadar merajalela dalam bentuk fisik, namun telah merambah ke dimensi kesadaran. Nilai-nilai yang suci telah diinjak-injak, dan kebaikan dihina sebagai kelemahan. Di atas segalanya, kesadaran palsu dijejalkan ke dalam pikiran masyarakat, membingungkan antara apa yang benar dan yang salah, menciptakan kabut yang menyelimuti kebenaran.

Pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi terasa semakin dalam. Penguasa yang seharusnya menjadi pelindung keadilan, justru menjadi pelaku utama dalam pertunjukan kelicikan politik. Pengambilan keputusan dipenuhi oleh intervensi politik, menjadikan proses demokratisasi semakin meragukan.

Di tengah kemelut ini, suara rakyat memohon untuk dipedulikan. Mereka menantikan keadilan, bukan hanya sebagai tontonan semata, tetapi sebagai harapan yang nyata. Namun, jika cinta telah terbuang, bagaimana mungkin keadilan akan tumbuh subur? Kesedihan hanya menjadi hiburan bagi mereka yang menjadikan kekuasaan sebagai senjata untuk merendahkan yang lemah.

Namun, mari kita bergegas, bukan untuk terpuruk dalam keputusasaan, tetapi untuk berjuang. Di jalanan, di mana cita-cita menjadi satu-satunya harapan, di sana kami berdiri sebagai manusia yang memohon untuk diperlakukan dengan kasih sayang. Kami menolak penindasan dan kesewenang-wenangan yang melumpuhkan jiwa-jiwa kami.

Hentikanlah pertunjukan kegelapan ini, hentikanlah penyebaran ketidakpastian dan keserakahan. Mari kita bersama-sama membangun kembali fondasi-fondasi kenegarawanan yang kokoh, yang didasari oleh keadilan, kebenaran, dan cinta kepada sesama.

Kepada penguasa yang berhati tulus, kami menyerukan: pandanglahlah kami sebagai manusia, dengarkanlah jeritan hati kami, dan jawablah dengan cinta. Karena hanya dengan cinta, kita dapat membangun negeri ini menjadi negara yang maju, bangsa yang besar, dan tempat yang adil dan damai bagi semua warganya.

Mari kita bersama-sama memperjuangkan keadilan dan membangun kenegarawanan dengan cinta sebagai pedoman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun