Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Tangisan yang Tulus: Ungkapan Cinta dan Kerendahkan Hati

1 Juni 2023   22:16 Diperbarui: 1 Juni 2023   22:23 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangisan: Bahasa Jiwa yang Menyentuh | pexels.com/omar alnahi

"Tangisan yang tulus adalah bahasa jiwa yang mengalir, mengungkapkan cinta yang terpancar dari kerendahan hati seorang hamba yang bergantung sepenuhnya kepada Allah"

Apakah kita, ketika merenungkan kebesaran Allah, mengingat dosa-dosa yang telah kita perbuat, dan merasa terbatasnya diri ini, dengan tulus menangis? Apakah kesadaran akan kesalahan yang melanda dan penyesalan yang memenuhi hati, setelah terjerumus dalam perbuatan dosa, mengabaikan kewajiban, atau belum mampu memenuhi tuntutan yang luhur, membuat kita menitikkan air mata?

Bisakah kita merundukkan kepala saat ayat-ayat yang penuh kasih sayang dari Allah dibacakan kepada kita, dengan mata berlinang air mata, dan hati semakin merendah karena kebenaran yang telah kita ketahui? Ataukah hati ini tetap keras, kejam, mudah terhibur, dan mengejek, melupakan tangisan yang seharusnya ada?

Tangisan, air mata, adalah amalan yang paling mulia bagi mereka yang mencintai Allah. Ia merupakan bukti kekhusyukan dan ketaqwaan hati, kesucian jiwa, kerendahan hati yang luar biasa, kebersihan hati nurani, kesetiaan, dan kelembutan hati. Apakah kita bersyukur dan merasakan kelembutan hati saat menerima nasehat dan merenungkan kebesaran-Nya?

Apakah kita dapat merasakan rahmat yang Allah limpahkan ketika kita menangis?


Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita dengan cepat memahami dan peduli, dengan semangat simpati, dengan tulus kelembutan hati, dengan belas kasihan kepada sesama, dan dengan mudah mengeluarkan air mata? Apakah kita menangis karena kegagalan dalam taat kepada Allah dan ketidakmampuan memenuhi hak-hak orang-orang yang kita cintai dan orang-orang di sekitar kita?

Apakah kita merasa takut akan azab dan kasihan terhadap korban musibah serta nasib buruk?

Apakah kita masih menangis karena dunia yang pada hakikatnya begitu fana dan tidak patut ditangisi? Apakah kita takut dan cemas karena kehilangan harta dan kekayaan dunia? Ataukah kita hanya menangis karena ketaatan, ibadah, ketakutan, dan harapan semata kepada Allah? Apakah kita menangis karena keagungan ilmu-Nya, keintiman sebagai hamba kepada Pencipta-Nya, dan kerendahan hati saat berdoa dan bermunajat pada-Nya? Apakah kita menangis karena takut dan cinta kepada-Nya?

Pernahkah kita menangis saat mendengar kajian agama yang mendalam atau menangis ketika mendengar nasihat dari mimbar yang mengusik hati dan menggetarkan jiwa?

Air mata kita, adakah saat-saat di mana mereka berbicara lebih keras daripada kata-kata yang kita ucapkan? Lalu, apakah air mata kita lebih jelas dalam menyampaikan pesan daripada nasihat yang bisa kita berikan kepada orang-orang yang kita cintai?

Apakah kita menangis dalam salat, ketika kita merasakan getaran dalam dada kita saat berkomunikasi dengan Allah?

Apakah kita dengan sukacita mendengarkan atau membaca Al-Qur'an, sehingga air mata kita tak terbendung lagi? Dan ingatlah bagaimana Allah akan mendatangkan Nabi Muhammad SAW sebagai saksi atas diri kita. Lalu, berharaplah kita pada Allah yang Mahaperkasa dan Mahabijaksana agar Dia mengampuni kita. Apakah kita lupa saat Rasulullah menitikkan air mata, ketika kedua tangannya terangkat dan berdoa, "Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkan umatku"?

Apakah kita menangis saat berada di pemakaman, tempat terakhir kenikmatan dan hiasan dunia, dan awal dari kehidupan sejati di akhirat? Apakah kita menangis ketika kita mengunjungi kuburan ibu, orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang-orang yang dicintai jiwa kita? Dan di hadapan kuburannya, apakah air mata kita mengalir, dan hati kita merasa sedih, tanpa mengucapkan apapun kecuali yang diridai oleh Rabb kita?

Apakah kita menangis atau air mata kita mengalir, ketika mendengar kisah para syuhada yang gugur di medan perang? Atau kisah-kisah keheroikan yang menggetarkan? Apakah air mata kita meluap dan hati kita terguncang saat melihat gambaran orang yang meninggal dalam keadaan yang mulia, seperti setelah melaksanakan salat berjamaah, meninggal ketika akan naik mimbar atau sedang berdakwah, atau sementara membaca Al-Qur'an di majelis ilmu, dan khusnul khotimah?

Apakah hati kita suci, begitu lembut, mulia, sehingga air mata kita dengan mudah mengalir ketika kita mengunjungi orang yang sakit? Atau apakah kita meneteskan air mata dengan mata berkaca-kaca saat mengunjungi orang sakit karena usia atau saat mendekati ajalnya? Atau bahkan tidak mampu menahan air mata ketika menjenguk orang yang telah meninggal dunia?

Apakah kita menyadari keutamaan tangisan karena takut kepada Allah? Dan apakah kita ingat bahwa akan ada hari tanpa naungan kecuali naungan-Nya? Apakah saat kita berdzikir dalam keheningan dan kesendirian, air mata kita mengalir?

Apakah selama ini tangisan kita telah menjadi tangisan yang benar dan terpuji, karena tangisan itu timbul dari rasa takut kepada Allah yang Mahaagung? Apakah kita menangis dalam keadaan yang bagaimana kita akan kembali kepada-Nya dan berdiri di hadapan-Nya? Apakah kita menangis dengan harapan bahwa kelak kita akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW yang kita cintai?

Maka, jadilah orang yang mudah menangis, karena tangisan itu adalah bahasa jiwa yang menyentuh hati. Tangisan yang memperlihatkan kelemahan kita sebagai hamba yang bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Air mata yang mengalir adalah cermin dari kerendahan hati dan kerinduan yang dalam untuk mendekatkan diri dengan Allah Yang Maha Kuasa.

Jadilah orang yang tangisanmu menceritakan tentang kebesaran Allah, kekuatan cintamu kepada-Nya, dan kerinduanmu untuk mendapatkan rida-Nya. Jadilah orang yang tangisanmu melambangkan kerelaan untuk meninggalkan dosa-dosa, memperbaiki kesalahan, dan berlari mendekati-Nya.

Karena pada akhirnya, tangisan yang tulus adalah ungkapan kecintaan yang terpancar dari jiwa yang penuh iman. Ia menggetarkan jiwa dan menyentuh hati, memberikan nilai keindahan hati dan kemuliaan jiwa, serta menjadi bukti kelembutan hati dan kesetiaan kita sebagai hamba-Nya.

Air mata yang mengalir adalah bukti kesadaran akan keterbatasan dan dosa-dosa kita. Ia adalah tanda penyesalan yang tulus dan kerinduan yang dalam untuk berada dalam naungan-Nya. Tangisan itu mengungkapkan kepedihan yang tidak terungkapkan dengan kata-kata dan membebaskan jiwa dari beban yang menyiksa.

Dalam setiap tetes air mata, terkandung doa-doa yang terucap dalam keheningan jiwa. Tangisan adalah panggilan hati yang mengajak kita untuk introspeksi diri, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Janganlah kita menahan air mata yang ingin mengalir, sebab dalam setiap tetesnya terdapat harapan dan kekuatan. Biarkan tangisan menjadi pelita bagi jiwa yang tersesat, menjadi penghapus dosa-dosa yang menumpuk, dan menjadi jalan untuk mendapatkan maaf dan kasih sayang-Nya.

Dalam kelembutan air mata terdapat keajaiban kesembuhan, kelegaan bagi hati yang terluka, dan kedamaian yang datang setelah derita. Jangan takut untuk menangis, sebab di dalam tangisan terdapat penyejuk bagi jiwa yang haus akan kedamaian.

Tangisan yang tulus adalah doa yang tanpa kata-kata. Ia menembus langit-langit dan menggapai rahmat-Nya. Ia memohon ampunan, petunjuk, dan perlindungan-Nya. Tangisan itu adalah bahasa yang universal yang dipahami oleh Sang Pencipta.

Bukalah hatimu, biarkan air mata mengalir. Jadikan tangisan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan-Nya, mengungkapkan segala perasaan dan kerinduanmu. Percayalah, di balik setiap tangisan yang jatuh, ada janji keabadian dan limpahan kasih sayang dari Sang Maha Pengasih.

Maka, jadilah orang yang tangisanmu mengalir deras, karena itu adalah bukti kesungguhan imanmu. Tangisan adalah manifestasi kebesaran dan kekuatan cinta kepada Allah. Ia adalah penanda bahwa hatimu telah terbuka dan tersentuh oleh keagungan-Nya.

Dalam setiap tetes air mata yang jatuh, terdapat pengorbanan jiwa yang ikhlas, kesungguhan dalam beribadah, dan keinginan untuk memperoleh rida-Nya. Tangisanmu adalah bukti bahwa engkau adalah hamba-Nya yang mencintai dan merindukan-Nya.

Lewati rintangan-rintangan yang mungkin menghalangimu untuk menangis. Lepaskan kekakuan hati dan biarkan tangisanmu meluap seperti air terjun yang tak terbendung. Dalam tangisanmu terdapat kebebasan yang tak terhingga, kelegaan yang mengalir dalam setiap hembusan napas, dan kebahagiaan yang tak ternilai.

Ingatlah, tangisan yang tulus tidaklah lemah, namun ia adalah wujud kekuatan batin yang tak tergoyahkan. Ia adalah simbol keberanian untuk menghadapi ketakutan dan menghadapi diri sendiri. Tangisanmu adalah pendorong untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan-Nya.

Jadilah orang yang tangisanmu menjadi teladan bagi orang lain. Biarkan mereka melihat kekuatanmu dalam setiap tetesan air mata. Tunjukkan bahwa tangisan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti ketabahan dan keikhlasan hati.

Saat tangisanmu mengalir, biarkan hatimu dipenuhi dengan rasa syukur dan kecintaan kepada Allah. Sadari bahwa setiap air mata yang jatuh adalah anugerah-Nya yang melimpah. Ia adalah panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dengan penuh kesungguhan.

Dan ketahuilah, bahwa di balik setiap tangisan terdapat pengampunan dan belas kasihan-Nya. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ia mendengar setiap doa yang tersembunyi di balik setiap tetes air matamu.

Jangan ragu untuk menangis, karena tangisanmu adalah wujud cinta dan kepasrahan kepada Sang Pencipta. Ia adalah ungkapan tulus dari hatimu yang merindukan kehadiran-Nya. Biarkan tangisanmu menjadi jembatan yang menghubungkanmu dengan-Nya.

Dan pada akhirnya, ingatlah bahwa setiap tangisan yang tulus tidaklah sia-sia. Allah melihat dan mendengar setiap tangisanmu. Ia akan membalasnya dengan penuh kasih sayang dan kebaikan-Nya.

Maka, jadilah orang yang dengan tulus menangis. Biarkan tangisanmu menjadi riak yang memperindah kehidupanmu. Jadikan air mata sebagai aliran yang membawamu dekat dengan Allah. Dan ketika Engkau menemukan kedamaian dalam tangisanmu, ketahuilah bahwa itu adalah tanda bahwa Engkau telah menemukan Allah dalam setiap tetesan air mata yang jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun