Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lucu, Memecat Karyawan Menggunakan Isu Pandemi!

6 Januari 2023   09:46 Diperbarui: 6 Januari 2023   16:19 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: pixabay - nwitt1337

Ketiga, konsultasikan dengan tim Anda. Jangan ragu untuk meminta masukan dan saran dari tim Anda terkait bagaimana perubahan peta bisnis tersebut harus dihadapi. Mereka mungkin memiliki ide-ide yang berguna dan akan lebih mudah menerima perubahan jika terlibat dalam proses pembuatan keputusan.

Ada banyak contoh atau kasus yang menarik, dimana masalah CEO dapat dipecahkan oleh seorang pekerja level bawah lapangan. Itu terjadi, karena CEO terjun langsung check, recheck dan crosscheck masukan di lapangan. CEO yang baik adalah CEO yang selalu terhubung baik dengan jajaran dibawahnya. Sebuah riset menemukan, waktu yang diinvestasikan CEO kepada karyawan level menengah dan level bawah itu tak lebih dari 20%.  

Keempat, komunikasikan perubahan kepada semua pihak yang terkait. Pastikan semua pihak yang terkait, seperti karyawan, pelanggan, dan pemasok, mengetahui perubahan yang terjadi dan bagaimana perubahan tersebut akan mempengaruhi bisnis Anda. Jelaskan dengan jelas alasan perubahan tersebut dilakukan dan bagaimana perubahan tersebut akan memberikan keuntungan bagi bisnis Anda di masa depan.

Kelima, jadikan perubahan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Jangan takut terhadap perubahan, tetapi lihatlah perubahan tersebut sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Carilah peluang-peluang baru yang muncul dari perubahan tersebut dan manfaatkan peluang tersebut untuk mengembangkan bisnis Anda.

Hanya saja, kenyataan yang ada sekarang untuk mengorkestrakan perubahan atau "mengakulturasikan" peta bisnis dengan transformasi organisasi tidaklah mudah. CEO mendapat tantangan sekaligus tekanan bagaimana memahami perubahan peta bisnis di satu sisi, dan secara bersamaan harus juga memahami bagaimana transformasi organisasi dilakukan.

Saran terbaik untuk ini adalah lakukan saja apa yang bisa dilakukan dan mengubah keadaan. Transformasi digital memang sangatlah mahal dan cukup memawan waktu, namun Anda bisa mengakselerasi transformasi organisasi selain digitalisasi.

Transformasi Organisasi Selain Digitalisasi

Selain digitalisasi, ada beberapa cara lain yang dapat Anda lakukan untuk mengakselerasi transformasi organisasi, di antaranya:

1. Review ulang visi, misi, dan tujuan organisasi. Pastikan bahwa visi, misi, dan tujuan organisasi masih relevan dengan kondisi saat ini dan sesuai dengan kebutuhan pasar.

2. Renovasi struktur organisasi. Jika diperlukan, lakukan renovasi struktur organisasi untuk memastikan bahwa organisasi Anda memiliki struktur yang tepat untuk mencapai tujuan dan mampu menghadapi perubahan.

3. Pelatihan dan pengembangan karyawan. Pastikan bahwa karyawan Anda memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mendukung transformasi organisasi. Berikan pelatihan dan pengembangan yang tepat untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun