Mohon tunggu...
Agung Wibowo
Agung Wibowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Masih belajar menulis, mencurahkan isi pikiran, buat perkembangan diri sendiri, jika bermanfaat bagi orang lain, itu adalah bonus buat saya, Selamat menikmati, mohon masukkannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tukang Ojek di Perempatan Jalan Kawasan Industri EJIP

20 April 2012   15:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:22 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang bekerja di kawasan Industri EJIP [East Jakarta Industrial Park] atau Delta Silicon 1 Cikarang Selatan Bekasi, dan menggunakan kendaraan pribadi [motor atau mobil],  pasti pernah mengalami ini, Berpapasan dengan Tukang Ojek yang melawan arah lalu lintas. Biasanya terjadi di jam-jam sibuk ketika pagi hari, saat karyawan pabrik berangkat ke kantor dan saat sore hari menjelang kepulangan mereka.

Penulis yang setiap hari melewati perempatan itu melihat dengan mata kepala sendiri, Tukang Ojek yang melintasi jalan sambil melawan arus lalu lintas. Mereka seperti tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya.

Bukan hanya 1 atau 2 Tukang Ojek yang bertindak demikian, tapi ada banyak, dalam satu waktu penulis melintas di area tersebut, bisa lebih dari 10 Tukang Ojek yang melawan arah lalu lintas. Beberapa bahkan memacu kendaraan dengan kecepatan yang cukup tinggi, ada juga yang naik ke trotoar jalan sekedar untuk mempercepat mereka ke tujuan. Padahal lalu lintas di area tersebut sangat ramai cenderung macet.

Tepatnya di perempatan EJIP, area lalu lintas paling ramai di kawasan industri tersebut, yang menjadi persimpangan menuju Lippo Cikarang, Cibarusah dan ke arah Bekasi. Perempatan itu menjadi tempat yang strategis bagi para Tukang Ojek untuk mencari penumpang yang hendak menuju ke tempat kerjanya masing-masing. Biasanya untuk mempersingkat waktu menuju ke perempatan tersebut setelah mengantarkan penumpang ke tujuannya, para Tukang Ojek tersebut melawan arus lalu lintas yang sedang ramai-ramainya. Karena jika mereka mengambil jalan memutar, waktu tempuh menjadi lebih lama, jadi untuk mempersingkat waktu kembali ke perempatan tersebut, jalan pintas dengan melawan arus lalu lintas pun mereka tempuh.

Wajar saja karena hampir semua angkutan umum yang melewati perempatan tersebut berhenti untuk menurunkan penumpang yang akan menuju ke beberapa kawasan industri yang ada disana, jadi setiap hari di perempatan tersebut banyak Tukang Ojek yang mencari dan mengejar-ngejar penumpang yang baru turun. Sampai melawan arus lalu lintas seperti cerita diatas, sering juga berebutan dengan sesama Tukang Ojek yang lain.

Polisi bukannya tidak ada, mereka ada, setiap pagi mengatur lalu lintas di daerah tersebut, tapi setiap kali penulis melintasi daerah tersebut, belum pernah menemukan tukang ojek yang ditilang karena melawan arus lalu lintas. Entah karena terlalu sibuk mengatur lalu lintas atau lebih ke arah kasihan. Padahal seringkali para tukang ojek tersebut melewati para polisi yang sedang bertugas mengatur lalu lintas.

Ah ternyata kekebalan hukum bukan hanya milik orang-orang kaya berdasi yang ada di pusat-pusat kota. Tukang ojek di pinggiran kota juga punya fasilitas yang sama.

Seharusnya siapapun dia, jika membahayakan lalu lintas harus ditindak dengan tegas. Termasuk tukang ojek di perempatan EJIP. Jangan sampai menunggu terjadinya korban kecelakaan lalu lintas karena kecerobohan mereka.

Semoga pihak yang lebih berwenang membaca tulisan ini dan segera mengambil tindakan yang diperlukan.

Cikarang/20 April 2012 22.36

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun