Mohon tunggu...
Agung Dwi
Agung Dwi Mohon Tunggu... Editor - When the night has come

Menulis - Menyunting - Mengunggah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekasih Bayangan

24 Oktober 2019   17:27 Diperbarui: 24 Oktober 2019   19:14 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekasih Bayangan (istimewa).

"Ya, aku duduk di depannya dengan segelas kopi yang tinggal ampas dan dingin."

"Kalian berbicara sesuatu saat itu?"

"Tidak---atau mungkin aku tidak ingat."

"Tapi kamu bisa mengingat baju yang dipakai istrimu dan kopi yang sudah hampir habis."

"Hmmm..."

"Tidak perlu dipaksa."

***

Saat Andaru pulang dari kerja, ia menemukan apartemennya lebih rapi dan bersih. Tak ada benda-beda yang berserakan. Semua tersusun rapi. Buku-buku, alat tulis, tempat tidur, dapur, dan sebagainya. Mungkin juga tidak ada debu di lantai.

Kekasih Bayangan masih menempel di sebelah meja makan. Andaru tidak mencium aroma masakan. Tidak mendengar suara minyak panas yang sedang menggoreng tempe atau tahu atau ayam atau apa pun. Dapurnya kosong, bersih, dan rapi. Ia menuju kamar mandi. Bersih. Tak ada siapa pun.

Ia meletakkan tas kerjanya di kamar. Menuju dapur dan menjerang air. Masih dengan baju kantor seperti hari-hari sebelumnya. Ia menuangkan kopi serbuk ke mug, menuangkan air panas ke mug, mengaduk, dan membawanya ke meja makan.

Cahaya matahari menembus gorden apartemennya. Cahaya sore yang mungkin sedang kelelahan di bulan Agustus. Andaru menyesap kopi, berdiri di depan meja, dan terus mengamati Kekasih Bayangan. Tak ada perubahan apa pun. Tak ada yang bergeser. Lukisan itu masih sama, gambarnya pun tidak berubah. Seorang laki-laki berwarna hitam berpelukan dengan perempuan berwarna putih. Hanya tangan perempuan itu saja tergambar di bayangan hitam si lelaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun