Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secarik Kertas

15 April 2024   07:31 Diperbarui: 15 April 2024   07:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secarik Kertas

Secarik kertas, bertuliskan tinta biru,
Kini telah menjadi abu, segala kenangan di dalamnya terhangus.
Dilahap api, tak tersisa lagi jejak-jejak kata,
Yang pernah menjadi bagian dari kisah hidup yang terlupakan.

Biarkanlah setiap kata mengudara,
Terangkai menjadi kalimat di antara awan yang berarak.
Jika hujan turun, itu adalah pertanda,
Bahwa tak mampu menahan kesedihan dalam kesendirian.

Namun di balik kehancuran, ada keindahan yang tersembunyi,
Dalam setiap titik-titik air yang jatuh dari langit.
Mereka menyirami tanah gersang, menyuburkan harapan,
Dan membawa kehidupan baru dalam kesunyian yang mendalam.

Demikianlah secarik kertas, meskipun terbakar,
Meninggalkan cerita yang tak terlupakan, dalam ingatan yang abadi.
Biarkanlah kata-kata kita terbang bebas,
Menyatu dengan alam, dalam keajaiban yang tak terduga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun