Hujan, tetes-tetes turun perlahan,
 Melodi di atap, tarian di jendela.
Puisi diam yang disusun oleh air,
 Hening yang berbicara dalam siraman lembut.
Masih air, rintik-rintik merangkai,
Menyapa bumi, membasuh hati.
Titik-titik pelukan dari langit,
Menghapus jejak panas dan rindu.
Hujan, puisi yang tak butuh kata,
Berbicara dalam nada lembut.
Mengisi kembali setiap ruang kosong,
Seperti kisah cinta yang tak pernah usai.
Air yang turun, cerita yang terukir,
Mengalir dalam arti yang terbuka.
Hujan adalah puisi, langit adalah pena,
Mewarnai dunia dengan kelembutan sentuhan.
Masih air, namun penuh makna,
Setiap tetes adalah peluk kasih.
 Mengguratkan keindahan pada setiap sudut,
Membawa damai dalam pelukan yang tak ternilai.
Hujan masih air, tetapi lebih dari itu,
Ia adalah sajak yang dinyanyikan langit.
Menyirami bumi dengan pelukan sayang,
Mengajarkan kita arti dari keheningan yang mengalir.
Hujan masih air
Namun ia bisa membuat hati
Menjadi basah
 Dan terasa sejuk
Hujan masih air
Namun ia bisa membuat hati
Menjadi perih
Dan terasa sakit
Hujan masih air
Namun ia bisa membuat hati
Menjadi bahagia
Dan terasa gembira
Hujan masih air
Namun ia bisa membuat hati
Menjadi rindu
Dan terasa sepi