Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menghilang di Balik Kabut

3 Maret 2021   06:38 Diperbarui: 3 Maret 2021   06:55 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat ku duduk menatap pagi..
Ku ingin kau hadir pagi ini..
Sambil ku tunggu dia..
Yang ku sapa..
Tak mau menoleh..
Entah apa sebabnya..
Tak biasanya... Tuk menarik hatiku..
Apakah aku kurang sopan bagimu..
Ataukah kau sesibuk kota ini.
Yang arusnya hanya mampir sebentar di perempatan Kartonyono lni..
Pergi menjauh seolah kau lupa kalau kau dan aku pernah bersendaugurau bersama..
Antara tuan dan hamba bergulat bersama di atap yang sama..
Antara teman yang saling mengikat.. Bertegur sapa dengan ramahnya.. Seolah tipis jarak kita..
Ku ingin kau tak begitu saja di balik kabut pagi ini..
Aku masih seperti dulu.. Mengenalmu tetap menghormati jabatanmu..
Kau inspirasiku.. Dikala pagi belum bersinar indah..
Seperti hari ini kau telah di telan kabut..
Menunggu mentari bersinar menyengat tubuh ini..
Ataukah aku yang di selimut kabut egoku..
Dan kotak pintar tipis di tanganku ini..
Sahabat maafkan aku..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun