Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Kompasianer

Kompasianer of The Year 2019 | Part of Commate KCI '22 - Now | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukber Lebih Bermakna dengan Cara Sederhana

16 Maret 2025   09:46 Diperbarui: 16 Maret 2025   09:46 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fa bi 'ayyi ala'i Rabbikuma tukazziban, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.

Berbagi takjil di pinggir jalan - dokpri 
Berbagi takjil di pinggir jalan - dokpri 

------

Kompasianer, mari manfaatkan moment Ramadan dengan maksimal. Janganlah setengah- setengah, apalagi menunda- nunda. Karena Ramadan hanya sebulan, dan tigapuluh hari itu cepat sekali. Lagi pula siapa bisa menjamin, Ramadan tahun depan kita masih ada umur.

Meraih makna hakiki Ramadan, musti dimulai dari sekarang. Membenahi puasa-nya, sholat fardhu dan sholat sunnah-nya, membaca qur'an dengan tartil-nya, tarawih, itikaf dan lain sebagainya.

Ibadah ritual penting, tetapi musti ditunjang ibadah sosial yang baik juga. Menjaga hubungan pertemanan, dengan sikap dan lisan agar teman merasa nyaman. Hati- hati ber-medsos, jari- jari ini sangat enteng mengetik apa saja.

Suami menunjukkan tanggung jawab, menjalankan peran-nya dengan penuh amanah. Mengayomi anak istri, berbakti kepada orangtua. Menjaga silaturahmi dengan tetangga, jangan sampai omongan ini menyinggung perasaan.

Kalau kita melakukan setiap peran dengan mindful, niscaya Ramadan menjadi lebih bermakna. Puasanya lebih bermakna, sholat dan tadarusnya lebih khusyu, mengaji dengan mendalami artinya, dan seterusnya.

Hubungan suami istri lebih baik, rela mengesampingkan ego demi kebaikan bersama. Hubungan pertemanan lebih terjaga, saling memberi impact positif. Hubungan bertetangga terawat, sehingga lingkungan menjadi nyaman.

Berbuka puasa dengan mindful (seperti di SINI), sangat bisa menghadirkan makna yang lebih. Kita makan minum secukupnya, meneladani tuntunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Yaitu, makan setelah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.

Berbuka dengan mindful, membuka sudut pandang baru soal mengonsumsi makanan. Makan dan minuman diserap tubuh dengan baik, output-nya berupa kesehatan badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun