Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Saatnya Mengenali Diri Hakiki di Bulan yang Suci

1 April 2023   21:13 Diperbarui: 1 April 2023   21:19 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, saya ada kegiatan berbuka puasa dengan komunitas. Kami janjian di Stasiun di daerah Jaksel, berangkat bersama menuju lokasi bukber. Namanya teman, kalau ketemu maunya ngobrol ngalor ngidul. Dari yang remeh temeh, sampai hal-hal diangap serius.

Kami menjadi dua kelpmpok, setiap kelompok beda tema obrolan. Entahlah apa dibahas di kelompok sebelah, satu teman menangguhkan cerita yang akan disampaikan. Kemudian berujar, akan melanjutkan ceritanya setelah kumandang adzan magirb terdengar.

Mendengar ucapan itu, beberapa teman dibuat penasaran dan tak sabar. Saya memilih sikap, lebih baik tidak tahu sama sekali. Toh, saya yakin tidak ada kaitan dengan saya. Pun tidak mempengaruhi, pekerjaan yang sedang dilakukan bersama.

Tetapi lepas dari tema obrolan, tiba-toba ada yang terbetik di benak. Tentang dahsyatnya energi Ramadan, yang mencegah seseorang membahas hal tidak baik.  Kalimat penangguhan diucapkan teman ini, seperti rem yang menahan laju roda berputar.

Saya sangat meyakini, teman ini telah berhitung tentang baik buruk. Kalau tetap membahas topik disampaikan, bisa jadi pahala puasanya berkurang. Lagi-lagi saya merasakan, hikmah puasa hadir di pertemuan sore itu.

Bulan Ramadan benar-benar luar biasa, memberi alasan yang sangat unik. Setiap manusia seperti --mendadak---dikaruniai kekuatan ekstra, menahan melakukan hal yang tidak sesuai hati nurani. Karena perbuatan yang tak selaras nurani, dijamin akan mencelakai diri sendiri.

Nah, penangguhan cerita seorang teman, bisa jadi cara semesta mengalihkan perhatian. Dan keputusan bersetia dengan ruh, bisa menyelamatkan teman ini. Sangat mungkin cerita belum jelas, tidak jadi tersampaikan seterusnya. Mungkin setelah berbuka, kelupaan karena teralihkan topik lebih menarik.

Saya sendiri mengalami, berada di situasi yang serupa teman ini. Menangguhkan bahkan membatalkan, niat mengirim pesan via wapri dan atau menulis status di medsos. Memikirkan soal manfaat atau mudhorot, setelah pesan atau status dibaca orang.

Mungkin Kompasianer's, pernah mengalami hal serupa?

Wallahu a'lam bishowab.

Saatnya Mengenali Diri Hakiki di Bulan yang Suci 

Belakangan tersiar kabar, di media mainstream dan atau medsos. Santer dibahas seorang pejabat, tersandung masalah serius. Konon harta pejabat disita, pun sejumlah rekening di beberapa bank diblokir. Akibatnya, pejabat ini kesulitan keuangan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun