Saya tercerahkan sebuah kajian, menyoal di-syariat-kannya manusia menunaikan penikahan.
Bahwa menikah memang penuh liku dan juang, tetapi sejatinya mengandung tak terbilang kemuliaan bagi pelakunya.
Menurut Sang Ustad, bahwa dihadirkan syariat tidak lain tujuannya selain untuk kemanfaatan dan kemaslahatan manusia.
Tugas manusia adalah menjalani dengan ikhlas, sembari tak henti belajar menambah/ mengupgrade ilmu-nya.
Menikah dengan segala konsekwensinya, tak lain tujuan kehidupan selain untuk kebaikan manusia.
------
Sedetik setelah ijab diucap, saya merasa seperti dilimpahi tanggung jawab yang besar.
Saya seperti telah melepaskan ikatan perempuan --anak orang-, dari tanggungan orang tua yang telah mendidik dan membesarkan.
Sejak saat itu di pundak ini, dengan sadar telah mengambil kewajiban luar biasa.
Yaitu menafkahi istri, bersiap menjadi kepala keluarga, dipertanggungkan dunia akhirat.