Tugas mulia menjemput nafkah tak diambil, otomatis kemuliaan sebagai suami tak kunjung disandang.
Keputusannya ibarat telah menggembosi harga diri, memadamkan nyala semangat, mengabaikan peran seharusnya dipikul.
Menikah dan bekerja adalah sunatullah, adalah jalan syariat untuk menggapai fitrah.
Dan suatu yang fitrah niscaya memuliakan, asal dilakukan dengan baik dibarengi ilmu.
Bekerja dengan sikut sana sikut sini, menghalalkan segala cara, tak ubahnya menyiderai fitrah.
Harta didapat dengan cara culas, di hasil akhir dijamin tidak bagus memberi imbas.
Apapun jenis pekerjaan bukan masalah, selama membawa dan mengantarkan kepada kebaikan.
Alam semesta disediakan bagi manusia, untuk berproses menggapai kemuliaan.
Berkaca dari kisah tukang batu di masa Rasulullah, sekiranya cukuplah menjadi pelajaran.
Bahwa kesungguhan memikul tanggung jawab (mencari nafkah), menjadi sebab tangan tukang batu tak tersentuh api neraka.