Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sejatinya Diet adalah Cara Kita Mencintai Diri Sendiri

27 Juli 2021   11:53 Diperbarui: 27 Juli 2021   12:12 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya yakin, setiap orang pasti mencintai diri sendiri. Bersedia bersusah payah, melakukan berbagai upaya untuk menyenangkan diri sendiri.

Setiap upaya akan dilakukan agar sukses, sehingga bisa memiliki kehidupan mapan, banyak uang atau berkelimpahan materi dan seterusnya.

Semua hal umum tersebut, sangat manusiawi dan wajar diingini setiap orang.

Tetapi kalau kita mencermati kondisi belakangan ini, rasanya ada hal yang lebih berharga dibanding pencapaian itu semua.

Kabar duka berseliweran di medsos saban hari, kemudian ada yang terpapar virus, ada yang sedang dirawat di RS atau melakukan isoman.

Saya sendiri berpendapat, bahwa cara mencintai diri sendiri saat ini adalah menjaga kesehatan.

Saat seperti sekarang ini, kesehatan bener-bener terasa sangat berharga. Apalagi melihat keadaan RS yang overload, teman-teman nakes sampai kewalahan.

Kesehatan sungguh menjadi harta paling mahal, saking mahalnya sampai tidak terukur atau tergantikan dengan apapun.

Orang rela mengeluarkan berapapun uang saat sakit, rela pontang panting mendapatkan tabung oksigen dan isinya, menelusuri apotek demi apotek mencari obat tertentu.

Dalam keadaan demikian, barulah kita tersadar pentingnya kesehatan.

----

Tak dipungkiri, aneka keinginan bisa muncul karena manusia dititipi hawa nafsu.

Apalagi saat usia produktif dan memiliki penghasilan, maka kesempatan memenuhi keinginan terbuka lebar.

Di awal memiliki gaji dan masih bujang,  saya sangat memanjakan diri sendiri. Termasuk soal asupan, saya lebih leluasa makan dan minum sesuka hati.

Makan malam setelah larut, memilih menu kesukaan dengan begitu lahapnya. Itu belum cukup, di kost masih ngemil sambil nonton tivi.

Setelah sekian banyak kalori diasup tubuh, tak lama setelahnya siap-siap tidur.

Kebiasaan makan dan ngemil yang kebablasan, perlahan tapi pasti bobot tubuh merambat naik.

Pipi menjadi lebih chuby, lemak bergelantungan dan  ngumpet di tempat tersembunyi. Baju dan celana lama mulai tidak muat, ukuran yang muat adalah XL kadang XXL.

Sejatinya Diet adalah Cara Kita untuk Mencintai Diri Sendiri

dokpri
dokpri

Suatu malam, saya pernah terbangun dalam keadaan tak menyenangkan.  Bergerak sedikit saja, badan kesakitan. Separuh badan seperti kesemutan, kondisi yang belum saya alami dulu-dulu.

Saya ketakutan sendiri, membayangkan nama-nama penyakit yang mengerikan. Saya menderas dzikir dan doa, berharap keajaiban pulih seperti sedia kala.

Dengan susah payah  akhirnya saya bangkit, berusaha bergerak agar darah mengalir. Saya menyangka, bahwa rasa kesemutan terjadi karena darah tidak mengalir dengan baik.

Keajaiban terjadi, upaya saya lakukan tidak sia sia. Badan terasa enteng, perlahan-lahan bisa kembali bergerak seperti sedia kala.

Meski masih sedikit sakit kalau digerakkan, tapi lebih mending dibandingkan sebelumnya.

Keesokan harinya saya ke klinik, saran dokter dan ahli nutirisi adalah saya musti mengubah pola makan dan gaya hidup.

Nasehat dokter benar benar saya kerjakan, sembari meyakini semua demi kebaikan diri sendiri.

-----

Mendapatkan kondisi dialami, saya tersadarkan pada satu hal. Selama ini ternyata saya salah, tentang cara mencintai diri sendiri.

Diet yang disarankan dokter dan ahli nutrisi, di awal memang terasa berat dan menyiksa.

Tetapi saya bertekad untuk geming, menatap hari depan dengan pikiran dan paradigma baru.

Saya merelakan diri bersusah payah (baca; tersiksa), menahan diri mengonsumsi aneka makanan yang biasanya digemari.

Kepada aneka makanan kegemaran, sembari meyakinkan diri saya ucapkan selamat berpisah.

Eit's, kalau bener bener pengen, sesekali konsumsi makanan pantangan seperlunya saja---ingat ya, SESEKALI.

Saya mengubah kebiasaan, yaitu memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. Membiasakan berolah raga seminggu sekali atau dua kali.

Perubahan bisa saya rasakan, di bulan ketiga setelah menjalani hal sebelumnya tidak dilakukan.

Kala itu saya merasa badan enteng, tidak mudah capek dan sakit. Kebiasaan lama seperti kerokan, mulai jarang saya lakukan.

Saya merasa, bahwa cinta sejati butuh pengorbanan. Termasuk mencintai diri sendiri, kita musti bersedia menempuh rintangan yang tidak mudah.

Sejatinya diet adalah cara kita untuk mencintai diri sendiri.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun