Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Donasi Digital Memungkinkan Donasi hingga Ujung Bumi

6 Mei 2021   20:50 Diperbarui: 6 Mei 2021   21:12 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu contoh lagi, adalah urusan melamar pekerjaan.

Jaman saya mencari pekerjaan dulu, musti poto copy ijasah telah dilegalisir, Copy KTP, SKCK (kalau diperlukan), menulis surat lamaran secara manual dan daftar riwayat hidup dan seterusnya.

Kalau sudah siap dimasukkan amplop cokelat, dikirim melalui post atau diantar langsung. Itu kalau naik angkot pakai acara kesasar cari alamat, alhasil lebih ribet, makan waktu, makan tenaga, makan biaya.

Kini keriwehan itu dinihilkan dengan teknologi, generasi sekarang cukup scan semua persyaratan kemudian dikirim via email---beres kan. Tak perlu mengantar langsung, sehingga bisa mengerjakan yang lain.

Termasuk soal donasi atau sedekah atau (sekarang) zakat fitrah. Banyak lembaga pengelola ZIS (Zakat Infaq Sedekah), menyediakan layanan online. Mereka memasang (misal) iklan, spanduk atau baliho, dengan menyertakan kode QR ditampilkan lebih menonjol.

Calon donatur yang tertarik tinggal scan kode tersebut, kemudian memilih cara pembayaran misal melalui transfer bank atau dengan ewallet.

Program donasi juga dikreasikan dengan aneka rupa, ada yang untuk korban bencana, untuk membantu saudara yang kesusahan, untuk pengadaan sumur di daerah tandus dan seterusnya.

Tak hanya di dalam negeri lho, bahkan donasi juga disalurkan untuk saudara kaum dhuafa di luar negeri. Sebagai bentuk pertanggung jawaban, dibuatkan foto atau video saat penyerahan donasi (biasanya sudah diwujudkan barang).

dokpri
dokpri

Donasi Digital Memungkinkan Donasi Hingga Ujung Bumi

Saya pernah mengikuti kajian jelang Ramadan, narsum kala itu berdiskusi tentang strategi pengumpulan dan pendistribusian zakat.

Kebanyakan kita terbiasa, membayar zakat di sepuluh hari terahir. Artinya di waktu-waktu genting, berhimpitan dengan ditunaikan itikaf. Rasul dan para sahabat di hari-hari tersebut, justru memperketat intensitas di masjid jelang akhir Ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun