Si Kakek terlanjur gengsi dan si mantu kadung sakit hati, apa mau dikata. Si Kakek sampai juga di panti, sampai sekarang di kakek tetap merasa orang paling sukses.
Ada yang "dibuang" anaknya sendiri!
Suatu malam ada anak muda mengantar orang sepuh, kepada pengurus menyampaikan, bahwa orangtua tersebut luntang-lantung di pinggir jalan. Kemudian setelah hari berselang terkuak fakta, bahwa si pengantar ternyata anaknya sendiri.
Setelah sekian bulan, anak yang mengantar malam-malam kembali ke panti. Mengakui bahwa yang diantar adalah orangtuanya, berniat minta maaf. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, orangtua dicari sudah meninggal dan ditunjukkan kuburannya.
"Sampai sekarang juga belum ke kuburan" ujar pengurus Panti geram.
Banyak kisah lain saya simak dari pengurus dan cara menghadapi setiap kakek hanya satu penawarnya, yaitu kesabaran. Ya, kesabaran yang berbatas cakrawala.Â
Maka kepada kedua pengurus, saya tak segan menyatakan kekaguman. Maka kalau ada istilah, "Sabar ada batasnya". Monggo, Kompasianer bisa belajar ke pengurus Panti Jompo
Bahwa mereka adalah orang-orang super sabar dan telah membaktikan hidupnya untuk sesama (baca kaum rentan).
Saya merasa, bahwa kunjungan saya belum selesai hanya sampai di sini. Saya masih ingin kembali, tentunya tidak sekedar datang ngobrol dan pamit (seperti hari ini).
Mohon doa Kompasianer, ya.