Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Ayah Ditakdirkan Tangguh? [Review Buku "Ayah Tangguh" ]

5 Juli 2020   15:06 Diperbarui: 5 Juli 2020   16:06 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tipe ayah bisa dibenahi, dengan syarat si ayah mau belajar membenahi diri. Dan kesadaran atau keinginan berubah (menjadi lebih baik) , musti dimunculkan oleh ayah sendiri.

Sampai di Bab III - Niatkan Diri Menjadi Pelita Hidup Sepanjang Masa, saya seperti disadarkan betapa menjadi ayah itu sebuah kepercayaan luar biasa dari kehidupan.

Saperti kalau kita mempercayakan sebuah tugas pada seseorang, sebelumnya pasti kita sudah meyakini bahwa orang dipilih adalah orang yang sanggup menjalankan tugas itu.

Demikian pula tugas menjadi ayah, berarti kita dipercaya kehidupan akan sanggup memanggul amanah dahsyat tersebut. Dandy Birdy membagi ketangguhan ayah, dari sisi tangguh spiritual, emosional, fisik, sosial dan intelektual.

Sebegitu beratkah tugas keayahan ?

Kalau saya bukan memandang beratnya, tetapi melihat dari sisi menantangnya. Karena kalau sebuah tantangan, berarti kita bisa menguji diri dalam mencari jalan keluar.

Setiap Ayah Ditakdirkan Tangguh ?

 

dokpri
dokpri

"Setiap ayah memiliki kapasitas hebat untuk menuntaskan tugas sebagai hamba Allah & khalifah alam semesta" Buku Ayah Tangguh halaman 130

Pada Bab "Hidupkan Keteladanan", saya semakin meyakini bahwa setiap ayah sangat bisa menjadi ayah tangguh. Karena fitrah menggariskan demikian, tinggal si ayah itu sendiri menyadari atau abai.

Manusia pilihan telah menorehkan dengan tinta emas, kisah abadi tentang keayahan yang bisa menjadi suri tauladan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun