Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Datang Kondangan Bukan karena Undangan Semata

15 Januari 2020   15:37 Diperbarui: 15 Januari 2020   20:20 2690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya punya bulek (adik kandung dari ibu saya), ketika menggelar hajatan berlimpah tamu yang datang. Saking banyaknya, sampai menutup jalanan kampung. Padahal rumahnya lumayan besar (layaknya rumah khas kampung), tetapi tamu datang tidak tertampung.

Para ibu dan para gadis sekitar, dengan sukarela membantu memasak. Biasanya kesibukan di dapur terasa, beberapa hari sebelum hari H. Tetapi tetap ada team inti untuk memasang, terdiri dari dua tiga tukang masak profesional (biasanya ibu-ibu).

Tukang masak inti dipilih yang berpengalaman, memang sengaja dipanggil dan dibayar oleh empunya rumah. Si ibu tukang masak inti, bertanggung jawab atas kesiapan, kecukupan, dan (tentu saja) cita rasa menu untuk tamu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sementara para bapak dan perjaka, sibuk untuk urusan memasang tenda dan mengatur meja kursi. Kesibukan para lelaki semakin tampak, sehari menjelang hari pernikahan dilaksanakan.

Kemudian kesibukan perjaka bergeser, menjadi pelayanan (di desa saya namanya sinoman) ketika hari berlangsung pernikahan. Tenaga muda dan perkasa ini, menjadi andalan mengantar suguhan tamu. Para anak muda diberi seragam, dengan koordinator satu orang paling disegani.

Semua tetangga yang datang dan rewang (membantu) secara sukarela, tidak ada yang dibayar dengan sejumlah uang. Mereka hanya ditanggung makan dan minum, selama kesibukan acara pernikahan dilangsungkan.

Para ayah yang sudah sepuh, bertindak sebagai among tamu dan mendapat baju seragam. Baju seragam motif batik, sekaligus menjadi kenang-kenangan dari tuan rumah.

Sungguh, suasana guyub dan penuh gotong royong, benar-benar bisa dirasakan di kampung halaman. Warga bahu membahu dengan kesadaran sendiri, dilakukan dengan tulus tanpa pamrih.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Alasan Datang Kondangan Bukan karena Undangan Semata

Di kampung halaman saya (mungkin di kampung lain juga), masih berlaku (semacam) balas budi. Artinya kalau seseorang menanam budi, suatu saat akan dikembalikan budi tersebut.

Pun masalah undangan pernikahan, hal yang sama (balas budi) otomatis akan berlaku. Orang yang mendatangi hajatan, nanti pada saat punya hajat akan ganti didatangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun