Sementara untuk mengisi perut, kami bisa membeli makanan di warung sekitar penginapan. Harganya juga cukup bersahabat, tidak lebih mahal dari harga makanan di Jakarta.
Sebagai orang Jawa, kalau bepergian di seputar Jawa Tengah dan Jawa Timur, saya memakai jurus berbahasa jawa halus. Efeknya lumayan berasa, terutama ketika membeli dan menawar makanan, harga diberikan penjual cukup wajar.
Hari pertama, kami menyusun rencana pergi ke danau tiga warna. Bersama kakak (dari pihak istri) yang tinggal di Jogja, menyusul dengan membawa kendaraan sendiri. Tentu kami sangat gembira, bisa menghemat dana perjalanan, cukup patungan isi bahan bakar roda empat, tidak perlu lagi sewa mobil.
Kira-kira jam sepuluh, kakak yang kami tunggu datang. Daaan, Cuus, kami menuju danau tiga warna. Dari penginapan menuju telaga warna, sebenarnya tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar duapuluh menit waktu tempuh.
Udara sejuk sepanjang perjalanan, pemandangan hijau memenuhi bola mata, sayang sekali dilewatkan. Alhasil beberapa kali mobil merapat ke pinggir jalan, bergantian kami berpose dan diambil gambar.
Selesai mengisi perut, kami lanjutkan perjalanan, menikmati jalan menanjak di aspal yang halus dan relatif lancar. Sekitar sepuluh menit kami sampai, di sebuah tanah lapang tempat parkir kendaraan, tak jauh dari danau tiga warna.
***
Memasuki area telaga tiga warna, saya melihat bentangan danau seluas lebih kurang lebih tiga kali lapangan bola. Air tenang dengan warna hijau menantang matahari, pada permukaan danau terjauh tampak warna keemasan. Lokasi danau tiga warna terletak di tengah perbukitan, menyapu pandang di sekitar danau, saya menangkap pepohonan rimbun menyejukkan mata.
Menurut pemandu wisata yang mengantar kami, ada kisah legenda dibalik terjadinya danau tiga warna (namanya legenda jadi jangan terlalu dibuat serius, hehehe) Bahwa telaga super keren ini, konon terbentuk dari tangisan penduduk kerajaan yang terus menerus sampai membanjiri kawasan ini. Sedih berkepanjangan terjadi, karena putri kerajaan kala itu menolak hadiah kalung pemberian ayahanda di hari ulang tahun (sebab penolakan tidak dijelaskan)