Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menemukenali Spektrum Cerdas Pada Anak

15 Januari 2018   20:11 Diperbarui: 15 Januari 2018   20:20 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak sedang asyik bermain lego -dokpri

Ada yang cerdas berhitung, ada yang cerdas bahasa, cerdas visual (gambar), cerdas musik, cerdas gerak (olah raga), cerdas Sosial, cerdas diri, cerdas alam---silakan teruskan--.

Jenis-jenis kecerdasan inilah, yang musti dipahami para orang tua. Sehingga tak perlu memaksakan diri, bahwa si anak mendapat nilai sempurna pada semua mata pelajaran.

Kalau memang anak, misal memiliki keunggulan dibidang misal seni atau olah raga. Kenapa tidak difasilitasi, sehingga bakatnya bisa tersalurkan dengan baik.

Sangat penting peran sebuah kreativitas, karena IQ bukan segalanya. Masih ada Emosional Quotient (EQ), Spritual Quaitient (SQ), Creativity Quotient (CQ) dan lain sebagainya.

Dokumentasi DBA
Dokumentasi DBA
Keunggulan bidang kecerdasan pada setiap anak inilah, kelak saat dewasa akan membantunya bertahan mencari penghidupan. Bahkan, keahlian tersebut, menjadi jalan mencari penghasilan.

Coba kalau Christian Ronaldo, dulu dipaksa ibu atau ayahnya untuk cerdas matematika. Bisa jadi, tidak lahir pemain bola hebat dan mendunia saat ini.

Misalnya bintang Christine Hakim, dari kecil dipaksa orang tua cerdas berhitung. Mungkin saja, tidak akan ada aktris Indonesia yang meraih pila citra berkali-kali.

Mendidik anak, dengan cara yang menumbuhkan rasa gembira. Kegembiraan pada diri anak-anak, akan muncul pada bidang-bidang yang diminati.

Namun bukan hal mustahil, mengajari anak bidang lain melalui kegemarannya. Misalnya, anak yang suka bernyanyi, diajari berhitung dengan nyanyian. Lagu "satu ditambah Satu sama dengan dua", lagu tersebut sebenarnya berisi pelajaran berhitung.

Semua anak, pada dasarnya senang belajar. Kalau ada anak yang tidak senang belajar, maka ada yang salah adalah lingkungan atau cara belajarnya.

Ayah dan ibu yang baik, adalah ayah dan ibu yang menjadi idola anak-anaknya. So, temukenali kecerdasan pada anak anda, dukung dan terus kembangkan.- salam-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun