Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Kompasianer

Kompasianer of The Year 2019 | Part of Commate KCI '22 - Now | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemandangan Miris Saat Kondangan

6 November 2017   08:09 Diperbarui: 6 November 2017   08:30 2097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana resepsi pernikahan-dokpri
Suasana resepsi pernikahan-dokpri
Para undangan berdatangan, terlihat mengenakan pakaian terbaik dimiliki. Para lelaki sebagian besar berbaju batik, beberapa memakai jas hitam gagah dan berwibawa. Celana gelap menunjang penampilan, dipadukan sepatu legam dengan semir mengkilap.

Undangan perempuan tak mau kalah, baju berbahan halus dengan warna elegan. Bagi yang berhijab, mulai dari atas sampai bawah dikenakan tampak serasi. Beberapa wanita muda, tampil dengan drees code pesta kekinian.

Wajah rupawan bertebaran di sana sini, pria wanita berpasangan dengan busana warna senada. Sungguh sebuah pesta indah, ketika melihat gedung dan para tamu yang hadir.

Saya bersama istri dan anak-anak, berada di tengah kemeriahan acara. Bertegur sapa sekilas dengan tetangga lain yang datang, sembari menikmati suasana dan kemeriahan.

Namun, kesan di awal ternyata tidak bertahan lama. Semua tiba-tiba terbang tak berbekas, kurang dari duapuluh menit setelah doa dipanjatkan.

Melihat piring, mangkok dan gelas kotor berserakan di atas meja, nyempil diantara  sajian yang masih layak konsumsi. Padahal, tidak jauh dari tumpukan piring dan gelas kotor, disediakan box penampungan barang pecah belah bekas pakai.

Box penampung kosong, sementara gelas piring kotor digeletakkan di atas meja-dokpri
Box penampung kosong, sementara gelas piring kotor digeletakkan di atas meja-dokpri
Piraing, gelas dan mangkok berserakan-dokpri
Piraing, gelas dan mangkok berserakan-dokpri
Yang membuat pemandangan semakin miris, pada piring kotor masih ada nasi porsi setengah, lauk pauk enak masih utuh dan sayur baru diambil seujung dan tidak dihabiskan.

Fla Puding belepetan ke taplak meja, dengan kondisi puding dimakan separuh. Buah potong berserakan tak terurus, padahal masih sangat bisa dimakan.

Nasi tidak habis dimakan-dokpri
Nasi tidak habis dimakan-dokpri
Buah berserakan-dokpri
Buah berserakan-dokpri
Terus terang, sudah setahun terakhir saya mengurangi konsumsi nasi. Pada saat prasmanan, sama sekali tidak mendekat di meja makan utama. Saya lebih memilih menu di gubug-gubugan, biasanya berisi makanan pendamping dengan porsi mini.

Coba kalau setiap tamu, mengambil makanan kemudian dihabiskan. Pasti tidak banyak makanan terbuang, piring dan gelas kotor bebas dari sisa makanan mainuman.

-0-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun