Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sabar Menanti Datangnya Jodoh

24 Oktober 2016   04:00 Diperbarui: 24 Oktober 2016   04:13 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menentramkan diri menguatkan hati, dengan banyak membaca dan membaca buku tentang pernikahan.  Menelisik lebih dalam, perihal ketentuan-NYA atas setiap diri manusia. Ada tiga perkara sudah digariskan, pada saat ruh ditiupkan pada janin usia 4 bulan di dalam kandungan.

Tiga hal tersebut adalah Rejeki, Jodoh dan Maut.  Tiga pekara ini menjadi Hak Prerogatif Allah SWT, kita bisa mohonkan kehadirat-NYA dengan usaha tanpa putus harap. Saya sangat meyakini tiga ketentuan ini, namun sifat tak sabar manusia kerap kali menghantui.

"Ya Rabb, Jika setiap peristiwa menjadi kebaikan bagiku maka dekatkan. Namun jika membuat kesia-siaan, maka jauhkan" doa ini saya panjatkan.

Pada satu sisi, urusan menunggu jodoh menjadi hari-hari yang panjang. Tapi hidup kita, bukan sepenuhnya diri sendiri mengatur. Sekedar menjalani takdir, membalut dengan usaha keras dan doa dalam hening adalah solusi. Sedangkan hasil dari usaha, bukan lagi menjadi otoritas manusia.

Dari masa pencarian jodoh, saya memasang mindset berbeda dari sebelumnya. Berikut catatan versi saya, tentang  Hakekat melajang (catat ya "VERSI SAYA" Hehehe),

Melajang sdalah masa menanti datangnya jodoh sejati, jadi calon pasangan yang tidak serius tidak jadi datang. Orang dengan masa kesendirian yang cukup waktu, biasanya kalau sudah mendapati yang dicari akan dijaga sepenuhnya.  

---Jadi buat yang masih sendiri, jangan berkecil hati dan gusar (tapi susah sih ya hehe). Kan jodoh menjadi ketentuan-NYA, jadi lebih dan lebihkan memohon pada Sang Pemberi Jodoh.---

Melajang menjadi waktu sangat produktif, untuk mempersiapkan diri secara mental dan materi. Ketika punya pendapatan berlebih, ditabung untuk persiapan menikah. Atau kalau membeli suatu barang, biasanya akan dipilih yang bermanfaat.

---kalau saya sih selain ditabung juga beli buku, mumpung belum mikir beli susu bayi, popok sekali pakai, minyak telon dan sebagianya dan sebagainya---

Melajang menjadi saat tepat, sepenuhnya berbakti pada orang tua. Biasanya akan lebih ringan, menyisihkan gaji untuk mengirim uang bulanan pada orang tua. Atau membantu saudara, misalnya membelikan keperluan sekolah keponakan. Pas ulang tahun anak saudara, dibelikan sepatu atau tas. Atau lagi, pas keponakan juara kelas diberi hadiah buku dan alat sekolah.

--- Smoga saja dengan membantu saudara, mereka berhenti nyinyir. Sembari minta didoakan, segera datang jodoh yang dinanti-nanti. Kita tidak pernah tahu lho, doa terijabah itu dari lantunan siapa. Semakin banyak yang mendoakan, insyaallah semakin besar kemungkinan terkabul---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun