"Ada banyak hal yang terjadi dibalik dinding pabrik. Bukan sebatas urusan teknis ataupun ekonomis semata, melainkan juga menyangkut sisi emosi manusia. Bukan sebatas emosi terkait pekerjaan, tetapi juga menyangkut perasaan. Terkadang seiring dengan intensitas sebuah interaksi yang cukup sering terjadi lahirlah ikatan emosi yang tidak semestinya. Sebuah jalinan yang bisa dibilang 'terlarang' untuk dilakukan. "
Beberapa waktu terakhir ini atensi publik cukup banyak tersedot dengan demo aspirasi buruh yang menolak pengesahan Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja menjadi Undang-Undang.Â
Dan hampir setiap tahun kita akan senantiasa disuguhi oleh pemberitaan perihal tuntutan kenaikan upah, penghapusan sistem kerja kontrak, dan lain sebagainya sehingga setiap kali membahas masalah dunia kerja maka topiknya tidak akan jauh-jauh dari aspek kesejahteraan publik, kondisi ekonomi masyarakat, serta barangkali pertumbuhan ekonomi bangsa.Â
Sehingga setiap kali kita coba melongok ke dalam dinding pabrik kebanyakan orang akan menerka bahwa isinya hanyalah sebatas hitung-hitungan nilai ekonomis semata. Padahal sebuah industri sebenarnya mencakup keterlibatan banyak orang.Â
Ada aspek emosi manusia yang saling membaur disana serta menciptakan sebuah hubungan yang tidak semata-mata terkalkulasi secara matematis melainkan juga menyangkut hal lain yang sifatnya lebih privat.
Hubungan emosi antara satu orang dengan orang yang lain dalam wadah lingkungan kerja akan melahirkan beraneka ragam emosi. Terkadang ada friksi antar pekerja atau antara atasan dengan bawahan.Â
Adakalanya tercipta kesedihan tatkala rekan kerja mengakhiri lebih dulu masa pengabdiannya karena pensiun, resign, atau barangkali terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).Â
Bahkan tidak sedikit hubungan percintaan yang terjalin antar sesama karyawan dalam satu lingkungan kerja. Baik itu sebuah hubungan yang wajar maupun yang hubungan "terlarang" yang seharusnya tidak sampai terjadi.Â
Seorang pekerja yang sebenarnya sudah memiliki pasangan terlibat hubungan terlarang dengan sesama rekan kerja yang juga sudah memiliki pasangannya sendiri.Â
Ada pekerja yang sudah berkeluarga jatuh hati pada karyawan lain yang berstatus single atau sebaliknya. Hubungan terlarang semacam ini mungkin merupakan suatu aib yang tidak sepatutnya terjadi.
Dan seharusnya sesama rekan kerja yang lain saling menasihati teman-temannya yang terjebak dalam "zona merah" ini atau sang atasan yang mengetahui memberikan langkah tegas yang bisa menghilangkan perilaku semacam itu. Akan tetapi di beberapa tempat kondisi seperti itu ternyata masih saja terjadi.