Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bermodal "Jempol" Sudah Bisa Berkontribusi Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia

29 Juni 2020   13:36 Diperbarui: 29 Juni 2020   13:32 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : www.ayojakarta.com

Kata siapa perihal Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) hanya menjadi urusan para petinggi negara atau para pakar ekonomi saja. Orang-orang yang awam tentang sistem keuangan pun ternyata juga memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya. Mengingat SSK adalah menyangkut kepentingan setiap orang di republik ini, maka setiap individu dari kita juga harus turut berperan untuk memastikan agar upaya tersebut tercapai. 

Bagaimanapun juga hampir setiap orang, setiap institusi keuangan, ataupun korporasi turut berperan aktif dalam menjalankan roda perekonomian suatu negara. Transaksi jual beli, simpan pinjam, ekspor impor, dan lain sebagainya merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menggerakkan roda perekonomian. Layaknya sebuah roda, terkadang ia berada diatas tapi tidak jarang berada dibawah. Inilah yang dipahami sebagai siklus ekonomi. 

Pada suatu kesempatan ekonomi mengalami optimisme yang membumbung tinggi, aktivitas transaksi gampang dilakukan, dan investasi mengalir dengan lancar. Sebaliknya, ekonomi bisa bertumbuh sangat lambat atau bahkan mengalami kemuduran seperti yang terjadi saat ini pada hampir setiap negara di dunia akibat pandemi COVID-19 yang melanda.

Situasi ekonomi akan lebih bertambah parah apabila tidak dibarengi dengan perilaku cerdas kita ditengah situasi ketidakpastian seperti sekarang ini. Ancaman kesehatan, bayang-bayang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), potensi perusahaan bangkrut, terbangnya investasi asing, dan sejenisnya bisa jadi "memaksa" kita untuk bertindak diluar nalar. 

Melakukan aksi panic buying barang-barang kebutuhan karena khawatir terjadi kelangkaan barang, melepas produk-produk investasi secara kalap karena khawatir nilainya semakin memburuk, menarik sebanyak mungkin isi tabungan di bank, dan terlebih memprovokasi orang lain agar menempuh jalan serupa tentu tidak mencerminkan sebuah sikap yang cerdas dalam menyikapi situasi krisis. 

Beberapa hal tadi sekilas mungkin bisa mengamankan aset dan kebutuhan diri kita pribadi, padahal sebenarnya hal itu justru membuat situasi semakin memburuk. Tentunya kita tidak ingin krisis ekonomi berubah menjadi krisis yang lebih pelik sebagaimana yang terjadi pada tahun 1998, bukan? Sudah cukup sekali saja negeri ini merasakan kegetiran semacam itu. Jangan pernah kita mengulanginya lagi.

Peran Penting Informasi

Saat ini perekonomian dunia sudah sangat terhubung satu sama lain. Efek domino bisa seketika terjadi tatkala terjadi masalah di suatu belahan dunia yang lantas menghasilkan dampak secara berantai. Ibarat kebakaran kecil yang terjadi akibat nyala lilin menyambar kasur di pemukiman padat, dalam sekejap puluhan rumah di sekitarnya turut hangus terbakar. 

Situasi semacam inilah yang rawan terjadi pada perekonomian global saat ini. Lebih terintegrasi tapi lebih rentan juga terkena imbas krisis. Sehingga upaya-upaya preventif sangat penting untuk dilakukan.

Program-program kebijakan ekonomi, pengucuran stimulus, aksi korporasi dan lain sebagainya secara umum memang memegang peranan penting dalam keberlangsungan ekonomi secara keseluruhan. 

Akan tetapi, ada satu hal penting diluar "ranah" ekonomi itu yang secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi besar terhadap arah perjalanan perekonomian, yaitu pemberitaan atau informasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun