Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Iuran BPJS Naik, Pak Jokowi Bilang, "Jangan Panik, Tetaplah Tenang!"

15 Mei 2020   07:32 Diperbarui: 15 Mei 2020   07:32 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi | okezone.com

Beliau menyatakan agar  kita bersama-sama menundukkan kepala dan merendahkan hati seraya memohon pada Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang agar diberikan kesabaran menerima musibah ini, bisa berlapang dada dan agar diberikan kekuatan untuk bisa selamat melewati ujian ini. Presiden juga mengingatkan agar semua pihak melewati cobaan ini dengan tenang dan sabar. Jangan panik, dan tetaplah tenang. Karena kepanikan adalah separuh penyakit, dan ketenanngan adalah separuh obat, serta kesabaran merupakan titik tolak kesembuhannya. Jadi, biarpun iuran BPJS Kesehatan naik, hal itu tidak semestinya membuat kita panik atau khawatir.

Kita harus tetap tenang seraya menjauhkan ketakutan berlebih. Optimisme perlu dijaga, empati harus dibangkitkan, serta solidaritas sosial juga perlu ditumbuhkan. Saatnya bagi kita bergotong royong untuk meringankan beban  saudara sebangsa dan setanah air.

Presiden Jokowi menyampaikan "petuah" itu agar rakyatnya tetap tegar menghadapi situasi sulit yang disebabkan pandemi COVID-19. Dan sepertinya petuah serupa juga ingin disampaikan beliau kepada warganya supaya mereka bisa menerima dengan lapang dada keputusan kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Jika memang seperti itu, maka arif dan bijaksana sekali yang beliau lakukan.

Sebagai rakyat kita bukan hanya harus memahami nasib warga negara yang lainnya, tetapi juga memahami sikap dan kebijakan pemerintah juga. Pertanyaannya, pemerintah itu tugasnya menyejahterakan rakyat atau sebaliknya rakyat yang menyejahterakan pemerintah? Bukankah seharusnya pemimpin itu menjadi orang pertama yang merasakan kesusahan dan menjadi orang terkahir yang menikmati kebahagiaan rakyatnya?

Salam hangat,

Agil S Habib 

Refferensi :

[1]; [2]; [3]; [4]; [5]; [6]; [7]; [8]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun