Jangan-jangan selama ini kita memahami kehidupan hanya sebatas untuk bertahan hidup, untuk makan, untuk membeli barang-barang mewah, untuk menikah dengan puajaan hati, untuk menjadi kaya raya, dan lain sebagainya. Kehidupan kita jauh lebih bermakna ketimbang itu semua. Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia yang lain.Â
Dalam hal ini kita harus mengapresiasi betul pekerjaan orang-orang yang dimaksudkan untuk kemasalahatan orang lain. Dokter yang mengupayakan kesembuhan bagi pasiennya, guru yang mendidik murid-muridnya, polisi yang mengupayakan ketertiban bagi masyarakat, pekerja yang menafkahi keluarganya, petani yang menyiapkan bahan makanan untuk masyarakat, pengacara yang membela keadilan hukum, dan lain sebagainya. Apakah selama ini kita sudah memaknai profesi kita sebagai "ladang" ibadah kita untuk mengabdi kepada-Nya?
Terkadang mengingatkan seseorang itu tidak cukup dilakukan dengan cara yang halus. Sebuah cara "kasar" kadang diperlukan  untuk membuat seseorang bergegas mengevaluasi tindakannya.Â
Bukan hanya nasihat halus yang diberikan para orang tua untuk mendidik putra-putrinya. Adakalanya orang tua bertindak "keras" kepada anaknya supaya mereka tidak menganggap remeh sesuatu hal.Â
Mungkin covid-19 adalah salah satu cara Sang Pencipta mengingatkan kita perihal sikap, perilaku, dan pandangan kita selama ini. Kiranya kita harus memahami bahwa ada sesuatu yang mesti kita perbaiki di kehidupan ini. Apa itu? Kita sendiri yang harus mencari tahu jawabannya.
Â
Salam hangat,
Agil S HabibÂ
Refferensi :