Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senjata Ampuh Menangkal Ketakutan terhadap Virus Corona

19 Maret 2020   15:07 Diperbarui: 19 Maret 2020   15:42 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Melawan Corona | Ilustrasi gambar : indonesiadermawan.id

Mengutip ucapan mendiang Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt, "Satu-satunya hal yang harus ditakuti adalah ketakutan itu sendiri.". Benar sekali, ketakutan itulah yang sebenarnya membuat kita kehilangan arah. Bukan virus corona yang menghilangkan optimisme kita, tetapi ketakutan terhadap virus corona itulah yang manjadikan kita gagap dan hilang arah.

Dalam beberapa hal rasa takut memang penting untuk dimiliki. Tetapi dalam hal ini kita harus melawan ketakutan itu dan menatap optimisme bahwa harapan untuk keluar dari krisis ini masih ada. China yang sempat begitu terpuruk kini perlahan mulai bangkit dan hampir tidak ada lagi korban baru lagi. Seharusnya kita bisa belajar kepada mereka. Dan sepertinya kita bisa untuk belajar dari pengalaman mereka itu.

Lantas apa yang harus kita perbuat? Ikuti arahan pemerintah terkait social distance, menjaga kebersihan diri, menerapkan pola hidup sehat, dan tidak menimbun barang-barang kebutuhan. Kita tidak bisa memaksa lockdown mengingat konsekuensi yang membayanginya. Tapi perlu kita tahu Korea Selatan bisa bangkit meski tanpa lockdown.

Kuncinya adalah disiplin. Jangan berlaku egois mengutamakan kepentingan diri sendiri lantas mengabaikan kebaikan bagi orang lain. Jika memang merasakan gejala sakit akibat virus ini, mengisolasi diri sendiri adalah tindakan paling bijaksana. Sembari konsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan penanganan sesegera mungkin.

Yang tidak boleh kita abaikan adalah semakin mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa melalui ibadah yang khusyuk dan penuh ketulusan. Kita mesti menaruh keyakinan bahwa dibalik setiap musibah tersimpan hikmah dan pembelajaran. Meyakini bahwa ujian yang ditimpakan kepada kita ini tidak akan melebihi batas kemampuan yang kita miliki. Spriritualitas kita adalah benteng terkahir yang sebisa mungkin harus kita pegang teguh. Saya yakin bahwa badai pasti berlalu. Bagaimana dengan kalian?

Salam hangat,

Agil S Habib 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun