Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Sisi Positif "Kehadiran" COVID-19 bagi Dunia

4 Maret 2020   06:25 Diperbarui: 4 Maret 2020   12:27 2795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus corona telah memasuki berbagai negara di dunia | Sumber gambar : www.pikiran-rakyat.com

Para pecinta satwa pun ramai-ramai mengampanyekan penyelamatan hewan ini. Namun menemui kendala besar karena trenggiling cukup menjadi komoditas yang digemari dalam pasar gelap perdagangan hewan-hewan liar. Hingga kemudian virus corona merebak, nasib trenggiling seolah berubah secara drastis.

Temuan dari beberapa ilmuwan perihal adanya derajat kecocokan yang cukup tinggi antara virus corona pada manusia dan virus corona pada trenggiling. Sehingga disebut-sebut awal mula persebaran virus corona ini adalah akibat konsumsi yang dilakukan oleh manusia terhadap trenggiling. 

Terlebih trenggiling sebelumnya memang dijualbelikan di pasar hewan liar untuk dikonsumsi. Pasca tersebarnya informasi perihal trenggiling sebagai sumber utama virus corona, pemerintah China pun mengeluarkan larangan perdagangan satwa liar guna mencegah penularan virus ini lebih lanjut. Seiring berlakunya aturan ini maka kehidupan trenggiling minimal sejenak bisa terlindungi.

3. Konflik Antar Negara seperti Perang Dagang Amerika Serikat -- China dan Ketegangan Militer Amerika Serikat -- Iran Sedikit Mereda

Konflik yang terjadi antar beberapa negara di dunia bukanlah hal yang asing terjadi. Akan tetapi beberapa waktu belakangan ini terlihat konflik itu terlihat semakin memanas. Dimulai dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang membuat banyak negara lain kacau balau karenanya. 

Situasi yang memanas membuat beberapa negara tersandera oleh kepentingan dua negara adidaya tersebut. Kemudian disusul juga oleh ketegangan di wilayah Timur Tengah pasca terbunuhnya Jendral besar Iran Qassem Soleimani oleh pasukan AS. AS dan Iran pun menapaki fase ketegangan yang luar biasa hingga tagar "worldwar3" pun membahana. Provokasi demi provokasi disampaikan, dan ketegangan pun membuat negara sekitar teluk dilanda kekhawatiran pecahnya perang.

Hantaman bom yang dilakukan oleh armada Iran terhadap pangkalan perang AS hanyalah sekelumit dari upaya balas dendam negeri yang sempat dipimpin oleh Mahmoud Ahmadinejad itu. 

Sampai-sampai pesawat sipil Ukraina yang mengangkut ratusan penumpang harus menjadi korban arogansi militer. Mengharapkan kedamaian dan kondusivitas diantara negara-negara tersebut sepertinya bakalan sulit. Seakan hanya keajaiban yang bisa mewujudkannya.

Dan tanpa disangka-sangka, covid-19 hadir dari "belantara" China kemudian melakukan "ekspansi" ke bebrapa negara termasuk AS dan juga Iran. AS sibuk dengan covid-19 yang terus merebak kemana-mana. Iran bahkan harus mendapati kenyataan bahwa orang-orang penting di pemerintahannya seperti menteri hingga wakil presiden Iran terinfeksi virus ini. 

Iran menjadi salah satu negara diluar China yang persebaran infeksinya terjadi cukup cepat selain Korea Selatan. Akibatnya, fokus Iran pun kini tak lagi terpaku pada konflik militer dengan AS melainkan lebih kepada upaya penyelesaian wabah virus corona di negaranya.

4. Masyarakat Menjadi Lebih Religius dan Dekat dengan Tuhannya

Wabah yang dibawa oleh covid-19 telah menginveksi ratusan ribu jiwa dan menelan ratusan hingga ribuan nyawa manusia. Semua orang berlomba-lomba menghindari paparan virus ini dengan berbagai cara. 

Berdiam diri di rumah, menggunakan masker pelindung, dan lain sebagainya adalah sekian upaya yang ditempuh untuk menghindari paparan covid-19. Selain itu, warga China terlihat lebih rajin beribadah. Sebuah upaya pendekatan diri kepada Sang Pencipta untuk "melawan" serangan virus tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun