Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Sisi Positif "Kehadiran" COVID-19 bagi Dunia

4 Maret 2020   06:25 Diperbarui: 4 Maret 2020   12:27 2795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus corona telah memasuki berbagai negara di dunia | Sumber gambar : www.pikiran-rakyat.com

Covid-19 atau virus corona sejauh ini masih menjadi momok bagi semua orang. Ia tidak hanya menyerang tubuh manusia secara langsung, melainkan juga mempengaruhi aspek lain seperti ekonomi, politik, hubungan diplomatik, kebijakan negara, dan lain sebagainya. Setiap negara merasa was-was terhadap terjangan virus yang konon kabarnya sudah menjangkau setidaknya di 73 negara, Indonesia termasuk diantaranya. 

Tak ayal situasi ini memaksa semua orang untuk ekstra waspada agar tidak sampai menjadi salah seorang yang terinfeksi virus tersebut. 

Semua menjadi serba tidak biasa dan tidak nyaman untuk dijalani oleh karena keberadaan virus ini. Bahkan seorang Warga Negara (WN) Korea Selatan beberapa waktu lalu ditemukan mati bunuh diri karena depresi merasa dirinya terinfeksi corona.

Benar-benar semencekam itukah efek yang ditimbulkan oleh covid-19 ini? Dalam beberapa pemberitaan sebenarnya seringkali diinformasikan para pengidap virus ini yang kemudian sembuh seperti sedia kala. Tidak semua korban yang terpapar covid-19 "berakhir" kehidupannya. 

Masih ada harapan untuk kembali sembuh. Disamping menimbulkan kepanikan yang luar biasa, virus corona juga bisa dibilang memberikan "sisi positif" bagi dunia. Ada beberapa hal yang ternyata membaik kondisinya bila dibandingkan sebelum wabah ini merebak. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

1. Kadar Polusi Udara Mengalami Penurunan yang Cukup Signifikan

Negara-negara industri maju seperti China ditengarai sebagai salah satu pemasok terbesar emisi polusi global. Aktivitas pembakaran bahan bakar fosil menimbulkan gas rumah kaca berikut zat polutan lain yang tidak bersahabat bagi lingkungan pun bagi kesehatan manusia. 


Sehingga tidak mengherankan tatkala banyak aktivitis pecinta lingkungan yang menggalakkan kepedulian terhadap pengurangan jumlah polusi. Program-program berbasis kepedulian lingkungan digagas, baik itu dalam aktivitas kerjasama ekonomi antar negara, perjanjian perdagangan, dan lain sebagainya. 

Semua dilakukan dengan satu tujuan yaitu menguragi dampak buruk terhadap lingkungan. Namun siapa sangka dari sekian  upaya yang dilakukan itu kebanyakan tidak terlalu membuahkan hasil. Justru covid-19 lebih memiliki "peranan" untuk melakukannya.

Berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh NASA Aura sebagaimana dilansir oleh New Atlas yang diberitakan oleh cnnindonesia, diketahui bahwa jumlah konsentrasi nitrogen dioksida di berbagai wilayah China mengalami penurunan yang cukup dramatis. Penurunan itu terjadi sejak awal tahun 2020 atau ketika wabah virus corona mulai terjadi.  

Nitrogen dioksida sendiri merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan karena menjadi pemicu masalah pernafasan. Selain itu, nitrogen dioksida yang bercampur dengan bahan kimia lain di atmosfer bisa menghasilkan hujan asam dan menimbulkan kontaminasi di wilayah perairan.

2. Populasi Hewan Trenggiling Terselamatkan

Penduduk China dikenal gemar mengonsumsi hewan-hewan liar dan terlebih berstatus hewan langka. Salah satu diantaranya adalah trenggiling. Seiring kebiasaan masyarakat China mengonsumsi hewan bersisik ini, populasinya pun terancam punah dari waktu ke waktu. 

Para pecinta satwa pun ramai-ramai mengampanyekan penyelamatan hewan ini. Namun menemui kendala besar karena trenggiling cukup menjadi komoditas yang digemari dalam pasar gelap perdagangan hewan-hewan liar. Hingga kemudian virus corona merebak, nasib trenggiling seolah berubah secara drastis.

Temuan dari beberapa ilmuwan perihal adanya derajat kecocokan yang cukup tinggi antara virus corona pada manusia dan virus corona pada trenggiling. Sehingga disebut-sebut awal mula persebaran virus corona ini adalah akibat konsumsi yang dilakukan oleh manusia terhadap trenggiling. 

Terlebih trenggiling sebelumnya memang dijualbelikan di pasar hewan liar untuk dikonsumsi. Pasca tersebarnya informasi perihal trenggiling sebagai sumber utama virus corona, pemerintah China pun mengeluarkan larangan perdagangan satwa liar guna mencegah penularan virus ini lebih lanjut. Seiring berlakunya aturan ini maka kehidupan trenggiling minimal sejenak bisa terlindungi.

3. Konflik Antar Negara seperti Perang Dagang Amerika Serikat -- China dan Ketegangan Militer Amerika Serikat -- Iran Sedikit Mereda

Konflik yang terjadi antar beberapa negara di dunia bukanlah hal yang asing terjadi. Akan tetapi beberapa waktu belakangan ini terlihat konflik itu terlihat semakin memanas. Dimulai dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang membuat banyak negara lain kacau balau karenanya. 

Situasi yang memanas membuat beberapa negara tersandera oleh kepentingan dua negara adidaya tersebut. Kemudian disusul juga oleh ketegangan di wilayah Timur Tengah pasca terbunuhnya Jendral besar Iran Qassem Soleimani oleh pasukan AS. AS dan Iran pun menapaki fase ketegangan yang luar biasa hingga tagar "worldwar3" pun membahana. Provokasi demi provokasi disampaikan, dan ketegangan pun membuat negara sekitar teluk dilanda kekhawatiran pecahnya perang.

Hantaman bom yang dilakukan oleh armada Iran terhadap pangkalan perang AS hanyalah sekelumit dari upaya balas dendam negeri yang sempat dipimpin oleh Mahmoud Ahmadinejad itu. 

Sampai-sampai pesawat sipil Ukraina yang mengangkut ratusan penumpang harus menjadi korban arogansi militer. Mengharapkan kedamaian dan kondusivitas diantara negara-negara tersebut sepertinya bakalan sulit. Seakan hanya keajaiban yang bisa mewujudkannya.

Dan tanpa disangka-sangka, covid-19 hadir dari "belantara" China kemudian melakukan "ekspansi" ke bebrapa negara termasuk AS dan juga Iran. AS sibuk dengan covid-19 yang terus merebak kemana-mana. Iran bahkan harus mendapati kenyataan bahwa orang-orang penting di pemerintahannya seperti menteri hingga wakil presiden Iran terinfeksi virus ini. 

Iran menjadi salah satu negara diluar China yang persebaran infeksinya terjadi cukup cepat selain Korea Selatan. Akibatnya, fokus Iran pun kini tak lagi terpaku pada konflik militer dengan AS melainkan lebih kepada upaya penyelesaian wabah virus corona di negaranya.

4. Masyarakat Menjadi Lebih Religius dan Dekat dengan Tuhannya

Wabah yang dibawa oleh covid-19 telah menginveksi ratusan ribu jiwa dan menelan ratusan hingga ribuan nyawa manusia. Semua orang berlomba-lomba menghindari paparan virus ini dengan berbagai cara. 

Berdiam diri di rumah, menggunakan masker pelindung, dan lain sebagainya adalah sekian upaya yang ditempuh untuk menghindari paparan covid-19. Selain itu, warga China terlihat lebih rajin beribadah. Sebuah upaya pendekatan diri kepada Sang Pencipta untuk "melawan" serangan virus tersebut.

Fenomena yang terjadi ini bisa dibilang tidak biasa mengingat China juga dikenal sebagai negara komunis. Akan tetapi wabah virus corona ini sepertinya telah membangkitkan sisi kesadaran akan arti penting spiritualitas dalam kehidupan seseorang.

5. Menghapus Luka Masa Lalu seperti yang Terjadi pada Jepang dan China

Jepang dan China selama ini dikenal tidak akur dalam hubunagn kedua negara. Hal ini salah satunya disebabkan oleh jejak masa lalu kedua bangsa dimana Jepang sempat menduduki China pada masa perang dunia. 

Selain itu tindakan semena-mena tentara Jepang saat masa pendudukan juga turut memantik dendam berkepanjangan dari penduduk China. Tak ayal, dua negara yang termasuk sebagai peringkat tinggi ekonomi dunia ini jarang "bertegur sapa". Mereka bukanlah dua negara yang berkawan baik melihat sejarah yang pernah terjadi diantaranya.

Namun kini semuanya telah berubah. Tatkala China dijauhi oleh banyak negara, Jepang justru tampil sebagai negara yang mengulurkan tangan pertama kali untuk membantu penanganan virus corona di China. 

Hal ini sangat diapresiasi oleh pemerintah China dan juga penduduknya. Sikap yang sebelumnya enggan bertukar sapa telah berubah menjadi pelukan hangat. Jepang dan China kini sepertinya tertaut dalam harmoni. Paling tidak untuk saat ini.

6. Kesadaran Masyarakat Akan Hidup Sehat Meningkat

Virus corona bisa dilawan apabila seseorang memiliki kekebalan tubuh yang memadai. Hal ini mensyaratkan adanya fisik yang prima, tubuh yang sehat, jasmani yang kuat. Semua itu hanya akan diperoleh apabila seseorang menerapkan pola dan gaya hidup sehat. 

Mencuci tangan dengan sabun dan mengonsumsi makanan-makanan sehat "mau tidak mau" harus dilakukan dan bukannya menyantap hidangan penuh risiko seperti sop kelelawar atau sate trenggiling. Covid-19 memberi penyadaran tentang apa yang seharusnya kita jaga pada diri kita, yaitu kesehatan. Karena sebagaimana diketahui, covid-19 akan jauh lebih berbahaya apabila menjangkiti tubuh yang "rapuh" dan sakit-sakitan.

7. Memicu Lahirnya Ide atau Metode Baru dalam Menjalani Aktivitas

Segala cara dikerahkan untuk melawan virus corona. Segala kreativitas dikeluarkan untuk menyiasati bagaimana caranya agar seseorang bisa tetap eksis meskipun berada diantara "kepungan" virus corona. 

Bekerja dari rumah, menciptakan alat perlindungan diri, hingga membuat anti virus untuk mengobati efek serangan covid-19. Seperti yang dilakukan oleh Xiaomi dengan merilis masker pintar untuk melindungi diri penggunanya dari virus corona.

Padahal Xiomi dikenal sebagai produsen smartphone papan atas, namun ia juga meluncurkan produk masker demi mencegah persebaran virus ini lebih lanjut. Ide-ide baru senantiasa muncul dalam suasana yang terkadang mendesak kita untuk berfikir dan bertindak diluar kebiasaan. Hal itulah yang kini kita sedang saksikan dalam banyak kesempatan.

***

Covid-19 memang telah memasuki Indonesia dan puluhan negara lain di dunia. Namun kita harus yakin dan percaya bahwa kita bisa melawannya. Selain itu, virus corona juga memberikan sisi pembelajaran lain yang ternyata "cukup" positif dalam kehidupan kita. 

Minimal setelah beberapa waktu belakangan kita diramaian dengan pemberitaan terkait kegaduhan politik para elit, kini semua mata tertuju pada fokus yang sama. 

Penanganan covid-19 di Indonesia. Saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa ada 2 Warga Negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona, bukan tidak mungkin diluar sana masih ada orang lain lagi yang didapati dalam kondisi serupa. 

Kewaspadaan adalah yang utama, dan menjaga kondisi tubuh adalah suatu keharusan. Serta satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu tetap berdoa kepada Sang Maha Kuasa agar ujian ini bisa kita lewati tanpa hambatan. Semoga.

Salam hangat,
Agil S Habib

Refferensi: [1]; [2]; [3]; [4]; [5]; [6]; [7]; [8]; [9]; [10]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun