"okee deh siap di tunggu ya mas." Ares dengan sigapnya langsung membuatkan pria tersebut kopi. Tak kunjung beberapa detik pria tersebut langsung berbicara kepada Ares.
"mas, mas ada rencana buat ngegedein lagi bisnis ini ga mas, eh sebelumnya nama mas siapa?." Tanya pria tersebut.
"perkenalkan nama saya Artagena Ares mas, mas boleh panggil saya Gena atau Ares." Ares menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan
"nama saya Tomy, salam kenal mas." Tomy yang tadinya duduk langsung berdiri sejenak, dan langsung menyambut jabatan tangan dari seorang pemuda yang sedang merintis kopi.
"sebenernya ada sih mas, dari dulu niat awal saya memang mau buat kedai cafe gitu, cuman kebetulan saya belum bisa racik kopi dan modal saya belum cukup, tapi sekarang saya udah bisa lah dikit dikit belajar buat kopi tinggal nunggu modalnya aja." Jawab Ares sembari tersenyum
"oh kebetulan banget nih mas, saya dari kedai cafe sebelah, saya ada rencana buka cabang baru, rencana tempatnya di kota sebelah, untuk modal dan segala halnya bakal di bagi dua." Kata pria tersebut kepada Ares, mendengar perkataan tersebut Ares senang karena dia ingin usahanya maju.
"wah serius mas? tapi kalo boleh tau berapa modalnya kira-kira ?." Tanya Ares kegirangan sembari memberikan pesanan kopi pak Tomy yang sudah jadi.
"untuk modal tenang saja kita 80% dan pihak terkait 20%, nominalnya itu sekitar 20 juta mas." Kata Tomy kepada Ares.
"wahh saya kalo ada modal segitu mau sih, cuman masih kurang untuk sekarang, emang bukan rezeki saya mungkin." Ujar Ares sedikit kecewa karena ia tidak punya cukup uang untuk mencapai nominal yang di tawarkan.
"memang punya modal berapa mas?." Tanya Tomy penasaran
"ya untuk sekarang masih setengah dari total tadi." Ares menjawabnya sembari melihat ke arah jalanan kota di luar sana.