Mohon tunggu...
Agatha Frisca Roseline
Agatha Frisca Roseline Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama : Agatha Frisca Roseline || NIM : 43221010006 || Kampus : Universitas Mercu Buana Jakarta || Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak || Matkul : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Apa Itu "Sedulur Papat Lima Pancer" dalam Budaya Jawa

26 Oktober 2022   23:03 Diperbarui: 26 Oktober 2022   23:16 3214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://assets.promediateknologi.com

NAMA                         : AGATHA FRISCA ROSELINE

NIM                             : 43221010006

NAMA KAMPUS      : UNIVERSITAS MERCU BUANA

NAMA DOSEN          : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Sebagai orang Jawa, wajar jika memiliki keinginan untuk melestarikan adat dan budaya luhur yang diturunkan dari nenek moyang kita. Dengan berbagai produk budaya yang berkembang, masyarakat Jawa telah banyak menghasilkan dalam bentuk pengetahuan tentang kehidupan dan bagaimana orang Jawa memaknai dunia dan makna hidup.

Masyarakat Jawa menghasilkan berbagai produk budaya. Salah satunya adalah dengan memaknai fenomena kehidupan yang diproyeksikan dalam bentuk simbol-simbol yang membawa makna filosofis. Seharusnya tidak mengherankan bahwa pengetahuan filosofis ini akhirnya menemukan jalannya ke masyarakat dan menjadi bagian dari sistem kepercayaan.

Fenomena makna yang mengacu pada siklus kehidupan manusia, salah satunya berkaitan dengan proses kelahiran manusia. Berbagai keyakinan terkait keharmonisan antara kehidupan manusia dan alam telah menjadi praktik yang sedikit diketahui oleh generasi muda saat ini.

“Kakang Kawah Adi Ari-ari” adalah kepercayaan orang Jawa bahwa seseorang dilahirkan dengan dua saudara kandung. Yang lahir pertama disebut kawah, yang merupakan bahasa Indonesia untuk cairan ketuban, dan yang lahir setelahnya disebut ari-ari, dalam bahasa Indonesia disebut plasenta. Orang Jawa menyebutnya “Sedulur Papat”.

Filosofi Sedulur Papat Lima Pancer merupakan falsafah Jawa Kuno yang memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Lima elemen dasar filosofi ini berbicara tentang kelahiran manusia (bayi) yang tidak dapat dipisahkan dari empat alter ego yang menyertainya. 

Reproduksi diartikan dalam sebagai Sedulur atau saudara yang tidak terlihat yang menemani kehidupan seseorang sejak lahir sampai mati.

Tradisi Jawa mengartikan Sedulur Papat Lima Pancer dalam versi yang berbeda. Hal ini dikarena adanya pengaruh budaya luar yang menyatu dengan budaya Jawa, seperti budaya Islam dan Hindu. Pertama, Sedulur papat Lima Pancer dimaknai sebagai berikut.

1. Sedulur Tua: Kantung Ketuban

Disebut Sedulur Tua karena selaputnya keluar sebelum bayi lahir.

2. Sedulur Anom: Ari-ari atau Plasenta

Disebut Sedulur Anom karena plasenta keluar saat bayi lahir.

3. Pembantu Setia: Darah atau getih

Darah adalah hamba yang setia, karena selalu ada mulai dari kehadiran janin hingga kelahiran dan kematian.

4. Pemberi makan: Pusar

Pusar adalah penghubung antara ibu dan janin. Nutrisi untuk janin ditransmisikan dari ibu melalui tali pusat ini

5. Pancer: diri sendiri atau si janin

https://assets.promediateknologi.com
https://assets.promediateknologi.com

Terdapat dokumen yang mengatakan bahwa Sedulur Tua berada di Timur dan berwarna putih. Sedulur Enom berada di sebelah barat dan berwarna kuning. Pembantu setia berada di selatan dan berwarna merah. 

Pemberi makan berada di sebelah utara dan berwarna hitam. Sedangkan di sisi lain, Pancer berada di tengah kerumunan atau pusat. Dalam budaya Jawa, Sedulur Papat Lima Pancer juga dikaitkan dengan tanggal Jawa, yaitu :

1. Pancer adalah simbol dari KLIWON

2. Kantung ketuban berarti LEGI

3. Ari-ari berarti PON

4. Darah melambangkan PAHING

5. Pusar adalah singkatan dari WAGE

“Sedulur Papat” juga digambarkan sebagai unsur-unsur dasar manusia: cipta, rasa, karsa dan karya. Cipta yang berarti pikiran atau sumber dari semua ide logis, imajinasi, kreativitas, dan ambisi. Rasa yang berarti perasaan tentang peristiwa dan pengalaman hidup. 

Karsa yang berarti kemauan atau niat berupa motivasi individu untuk melaksanakan suatu keputusan atau rencana. Kemudian ada karya atau tindakan yang merupakan aspek psikomotorik individu yang menciptakan bentuk nyata yang dapat dikenali dan bertindak terhadap lingkungan. (Sigit, 8 Juni 2017)

https://kamasetra.files.wordpress.com/
https://kamasetra.files.wordpress.com/

Dalam budaya Jawa yang terdapat pewayangan, “Sedulur Papat Lima Pancer” dapat disamakan dengan seorang ksatria yang selalu dibuntuti oleh abdinya yang setia, seperti Punakawan.

  • Semar : memiliki warna putih pada jambulnya yang melambangkan semangat (Cipta)
  • Gareng : memiliki mata juling, kaki lemas dan tangan Ceko yang memiliki lambing sebagai kewaspadaan, kehati-hatian, dan ketelitian (Rasa)
  • Petruk : melambangkan  sebuah Keinginan dan  Kehendak (Karsa)
  • Bagong : melambangkan kemauan untuk bekerja keras (karya)

Dalam hal ini Pancer harus mampu mengendalikan seluruh nafsu tersebut agar dapat menyeimbangkannya. Keseimbangan empat nafsu tersebut tidak harus selalu sama. Nafsu aluamah penting karena terlibat dengan keinginan alamiah manusia. 

Namun, jika nafsu sangatlah besar, dia bisa memadamkan nafsu muthmainah. Hasrat amarah harus tetap ada dalam diri manusia, meski harus ditahan agar tidak meledak. Ada interpretasi lain yang lebih umum dari Sedulur Papat Lima Pancer.

Sedulur Papat adalah empat unsur yang membentuk tubuh manusia.

  • Bumi atau tanah : Hitam
  • Api : Merah
  • Air : Biru
  • Udara : Hijau
  • Pancer : diri sendiri

Udara digunakan untuk pembakaran di bagian pernapasan tubuh kita, menciptakan panas di dalam tubuh. Rasa hangat inilah yang merupakan elemen Api.

Elemen Api juga bersumber dari sinar matahari yang menyinari tubuh kita juga dunia. Elemen air adalah bagian terbesar yang berada dalam tubuh. Elemen tanah masuk ke tubuh kita melalui makanan. Makanan nabati adalah inti dari bumi. Hewan juga memakan tumbuhan. Berarti daging juga merupakan intisari dari bumi.

Empat unsur ini selalu hadir dalam tubuh manusia sebagai Pancer dalam skala yang tepat dan selalu menolong orang dalam hal khusus. Terlalu banyak atau terlalu sedikit elemen mengganggu keadaan pikiran dan jiwa manusia. 

Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, gangguan mental dan emosional menyebabkan kecacatan fisik. Oleh karena itu, kapal tanker harus mampu mengendalikan keempat unsur tersebut dalam keadaan seimbang agar tubuh, jiwa dan roh kita tetap sehat.

Unsur tanah melambangkan:

1. Keberanian,

2. Ketangguhan, kokoh

3. Kekuatan prinsip

4. Tanggung jawab

Unsur api melambangkan:

1. Semangat

2. Amarah

3. Tidak mudah menyerah

4. Religious

5. Tingkat perhatian

6. Tingkat ego

Unsur air melambangkan:

1. Kasih sayang

2. Keindahan

3. Tingkat kebosanan

4. Tingkat kedengkian

Unsur udara melambangkan:

1. Fleksibilitas

2. Negosiasi

3. Tingkat percaya diri

4. Kemampuan berbicara

Sedulur Papat adalah saudara yang berada di dalam pikiran alam bawah sadar. Bahkan jika dia hanya hidup di kepala kita, Sedulur Papat menular dan dapat membantu kita berbuat baik.

Sumber: okezone.com
Sumber: okezone.com

Charles F. Harnell (2012) menyatakan bahwa alam bawah sadar menghubungkan kita dengan dunia batin kita sendiri. Saraf perut bagian atas (solar plexus) adalah organ pikiran bawah sadar. Saraf ini mengontrol sensasi subjektif seperti kegembiraan, cinta, emosi, ketakutan, dan fenomena bawah sadar lainnya. elalui alam bawah sadar ini, kita dapat terkoneksi dengan Pikiran Kosmik, dan dengan kekuatan konstruktif alam semesta yang tak terbatas. Pikiran bawah sadar tidak pernah tidur dan tidak pernah beristirahat.

Seperti hati dan darah kita. Hanya ketika pikiran bawah sadar diberitahu bahwa hal tertentu yang harus dicapai akan memiliki kekuatan untuk membawa hasil yang diinginkan.

Seluruh alam semesta telah diatur oleh suatu prinsip (kesadaran). Kesadaran ini berada pada setiap individu hidup. Semua pikiran dan hal-hal dalam hidup ini ada di sana. Dengan kata lain, setiap pikiran adalah satu pikiran. Setiap orang dapat bertindak selaras dengan alam semesta dan mewujudkannya.

Oleh karena itu, ketika seorang individu berpikir, pikirannya dibatasi oleh sifatnya untuk muncul dalam hal objektivitas atau kesamaan dengan aslinya.

Hubungan melalui kehadiran Sedulur Papat adalah bahwa Pancer (diri kita sendiri) harus menjelaskan kepada alam bawah sadar bahwa memiliki Sedulur Papat. Pernyataan yang secara tidak sadar kita yakini terkait dengan pikiran universal yang konstruktif (alam semesta).

Pemikiran universal membantu kita mewujudkan pernyataan kita dalam bentuk keadaan dan situasi yang kita inginkan. Dengan mengetahui karakteristik dan mekanisme alam bawah sadar, ucapan kita mencapai alam bawah sadar.

Semua agama percaya bahwa hidup atau mati seseorang sudah ditentukan oleh Tuhan. Artinya, selain alam fisik, juga terdapat metafisika yang disebut mikrokosmos dalam kepercayaan Hindu, yang diwakili oleh 'kiblat' tersebut di atas sebagai bagian dari empat kiblat alam berupa bumi/tanah, air, api dan angin.

Dalang Ki Sigit Ariyanto (2017) pernah menginterpretasikan dengan sangat detail terkait Sedulur Papat.

  • Watman adalah perasaan takut atau khawatir yang dimiliki seorang ibu ketika akan melahirkan anaknya. Watman didefinisikan sebagai saduara paling tua yang menyiratkan pentingnya berbakti kepada orang tua, terutama ibu, untuk rasa hormat mereka. Cinta seorang ibu adalah kekuatan yang menyertai kehidupan seorang anak.
  • Wahman adalah Kawah atau Cairan Ketuban. Berfungsi dalam melindungi janin dari syok intrauterine atau goncangan. Cairan ketuban pecah saat lahir dan menghilang secara alami, tetapi secara metafisika itu ada sebagai pelindung dan pelindung saudara.
  • Rahman atau Darah Kelahiran sebagai penggambaran kehidupan, jiwa, dan semangat. Seperti ketika saudara memberikan kehidupan dan kesehatan fisik.
  • Ariman atau ari-ari (plasenta) sebagai jalan makanan bagi janin. Dia adalah saudara yang tak terlihat yang mendorong seseorang untuk mencari nafkah dan mempertahankan hidup.
  • Pancer atau pusat. Jadi bayi sendiri juga dimaknai sebagai roh yang bersemayam dalam diri manusia dan mengendalikan kesadaran diri dalam rangka memelihara kesadaran dan kewaspadaan (ingat dan waspada).

Dewi (2017:4) juga menemukan dalam penelitiannya bahwa empat bersaudara Watman, Wahman, Rahman, dan Ariman adalah saudara manusia yang terikat secara metafisik. Sedulur Papat menjadi pusat dengan energi potensial atau aktif sebagai pengontrol kesadaran. Mereka adalah saudara yang membantu menavigasi kehidupan sampai seseorang kembali kepada Penciptanya.

Dengan tidak adanya Sedulur Papat Limo Pancer, orang mungkin tidak saling mengenal. Padahal, filsuf Martin Buber (1878-1965) telah lama menggagas konsep diri dalam kehidupan dengan maksud agar manusia menjadi dirinya sendiri meskipun ada diri lain di dalam dirinya. 

Dari makhluk-makhluk lain tersebut, manusia harus bisa memperoleh jati diri, sifat dan harga dirinya agar tidak terpecah belah.

Sedangkan konsep diri dari sudut pandang Ibnu Miskawaih (1994:43-44), manusia memiliki tiga bagian, yaitu al-quwwah alnatiqah (kemampuan berpikir), al-quwwah algadabiyyah (kemampuan marah), dan al-quwwah al-shahwiyah (kemampuan keinginan).

Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1960:291) menyoroti ideologi dengan al-nafs al-insaniyyah (jiwa sebagai fitrah manusia), fakultas amarah dengan istilah al-nafs alhayawaniyyat, dan ilmu nafsu dengan istilah al-nafs al- hayawaniyyah.

Sumber: https://t-2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/sajian-aning.jpg
Sumber: https://t-2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/sajian-aning.jpg

KEARIFAN LOKAL

Sesajen Sedulur Papat merupakan salah satu dari empat saudara gaib yang terletak di empat penjuru mata angin, atau biasa disebut Sedulur papat lima pancer, sesaji atau sesajen berupa berbagai jenis nasi atau sega. 

Dari generasi ke generasi, orang Jawa menganut kepercayaan bahwa ada empat saudara sakti yang terletak di utara, selatan, timur dan barat sesuai dengan asalnya. Saudara atau sedulur yang berada di sebelah timur disebut “Tirtanata”. Saudara atau sedulur yang berada di sebelah  utara disebut “Warudijaya”. 

Saudara atau sedulur yang berada di sebelah selatan disebut “Purbangkara”. Saudara atau sedulur yang berada di sebelah barat disebut “Sinotobrata”. 

Sedangkan Pancer merupakan diri sendiri atau hati nurani. Sedulur papat mempunyai kecakapan untuk mengendalikan hati nurani setiap orang. 

Dengan demikian secara turun temurun diyakini apabila orang ingin selalu dijaga, diingatkan atau dikendalikan dari keinginan dan pengaruh jahat maka orang tersebut wajib menyapa keempat sedulur yang ada di setiap arah mata angin itu.

MACAM SESAJEN SEDULUR PAPAT

Sega atau nasi Putih merupakan peralatan/ubo rampe berbentuk nasi putih. Nasi putih dicetak menjadi kerucut atau tumpeng dan dihidangkan tanpa lauk. Ubo rampe sega putih berarti mengakui atau menghormati sedulur/saudara yang disebut Tirtanata yang berada di sebelah Timur. Sega Putih dikatakan sebagai simbol dari Kakang Kawah.

Sega Cemeng atau Beras Hitam merupakan ubo rampe yang berbentuk beras hitam. Beras hitam dibuat dengan mencampurkan beras putih dengan jelaga hitam dan mengubahnya menjadi tumpeng. 

Beras hitam konon katanya diperuntukan agar mengenal atau menghormati saudara yang tinggal di utara, atau biasa disebut Warudijaya. Sega cemeng konon untuk menggambarkan tali pusar.

Sega Abang atau Beras Merah merupakan ubo rampe yang berbentuk beras merah. Nasi merah dibuat dengan mencampurkan nasi putih dengan gula jawa hingga menjadi merah dan menjadi tumpeng. Beras Merah dikatakan mengenal atau menghormati seorang saudara yang tinggal di Selatan atau biasa disebut Purbangkara. 

Sega abang melambangkan darah. Sego kuning atau nasi kuning merupakan ubo rampe berupa nasi kuning. Nasi kuning adalah nasi putih yang dipadatkan dicampur kunyit hingga berubah warna menjadi kuning. 

Nasi Kuning konon dikenal untuk menghormati rekan senegaranya yang tinggal di Barat, atau biasa disebut dengan Sinotobrata. Sega kuning merupakan lambing dari plasenta atau ari-ari.

KESIMPULAN

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat suku Jawa tidak dapat dipisahkan dari yang namanya tradisi. Menurut hasil penelitian dan pembahasannya dapat disimpulkan bahwa Sedulur Papat Lima Pancer merupakan arah orang Jawa (Universal).

Sedangkan Sedulur Papa Lima Pancer diasosiasikan dengan air, api, angin, dan bumi. Yang lain mengklaim bahwa Sedulur Papat Lima Pancer merupakan nafsu; ammarah, supiah, aluammah dan mutmainnah. Pemahaman ini benar karena Sedulur Papat Lima Pancer adalah kiblat atau arah masyarakat Jawa.

Tata cara dan sesaji mengandung makna kehidupan manusia yang dilambangkan dengan berbagai jenang atau bubur. Artinya manusia memiliki empat saudara laki-laki atau perempuan yang telah menemani mereka sejak lahir. Ritual adat ini juga sebagai bentuk rasa syukur atas tumbuh kembang anak dan sekaligus memohon kepada para dewa untuk melindungi dan membiarkan anak tersebut hidup dengan aman tanpa gangguan dan memudahkan hidup semua orang. 

Dan ritual adat Sedulur Papat Lima Pancer dimaksudkan untuk bersyukur kepada Tuhan atas tumbuh kembang anak dan meminta perlindungan sehingga ia dapat menjalani hidupnya dengan aman tanpa persimpangan jalan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun