Mohon tunggu...
Agatha Frisca Roseline
Agatha Frisca Roseline Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama : Agatha Frisca Roseline || NIM : 43221010006 || Kampus : Universitas Mercu Buana Jakarta || Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak || Matkul : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Apa Itu "Sedulur Papat Lima Pancer" dalam Budaya Jawa

26 Oktober 2022   23:03 Diperbarui: 26 Oktober 2022   23:16 3214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://assets.promediateknologi.com

Sega Abang atau Beras Merah merupakan ubo rampe yang berbentuk beras merah. Nasi merah dibuat dengan mencampurkan nasi putih dengan gula jawa hingga menjadi merah dan menjadi tumpeng. Beras Merah dikatakan mengenal atau menghormati seorang saudara yang tinggal di Selatan atau biasa disebut Purbangkara. 

Sega abang melambangkan darah. Sego kuning atau nasi kuning merupakan ubo rampe berupa nasi kuning. Nasi kuning adalah nasi putih yang dipadatkan dicampur kunyit hingga berubah warna menjadi kuning. 

Nasi Kuning konon dikenal untuk menghormati rekan senegaranya yang tinggal di Barat, atau biasa disebut dengan Sinotobrata. Sega kuning merupakan lambing dari plasenta atau ari-ari.

KESIMPULAN

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat suku Jawa tidak dapat dipisahkan dari yang namanya tradisi. Menurut hasil penelitian dan pembahasannya dapat disimpulkan bahwa Sedulur Papat Lima Pancer merupakan arah orang Jawa (Universal).

Sedangkan Sedulur Papa Lima Pancer diasosiasikan dengan air, api, angin, dan bumi. Yang lain mengklaim bahwa Sedulur Papat Lima Pancer merupakan nafsu; ammarah, supiah, aluammah dan mutmainnah. Pemahaman ini benar karena Sedulur Papat Lima Pancer adalah kiblat atau arah masyarakat Jawa.

Tata cara dan sesaji mengandung makna kehidupan manusia yang dilambangkan dengan berbagai jenang atau bubur. Artinya manusia memiliki empat saudara laki-laki atau perempuan yang telah menemani mereka sejak lahir. Ritual adat ini juga sebagai bentuk rasa syukur atas tumbuh kembang anak dan sekaligus memohon kepada para dewa untuk melindungi dan membiarkan anak tersebut hidup dengan aman tanpa gangguan dan memudahkan hidup semua orang. 

Dan ritual adat Sedulur Papat Lima Pancer dimaksudkan untuk bersyukur kepada Tuhan atas tumbuh kembang anak dan meminta perlindungan sehingga ia dapat menjalani hidupnya dengan aman tanpa persimpangan jalan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun