Sebagai seorang Katolik, aku tumbuh dengan memahami bahwa masa Prapaskah adalah waktu refleksi, tobat, dan puasa selama 40 hari menjelang Paskah. Namun, tahun ini terasa berbeda. Untuk pertama kalinya, aku menjalani Prapaskah sambil menyaksikan teman-teman Muslimku berpuasa di bulan Ramadan. Â
Awalnya, aku tidak terlalu memikirkan persamaannya. Prapaskah dan Ramadan adalah dua hal yang berbeda dalam dua agama yang berbeda. Namun, semakin hari berlalu, aku mulai melihat bagaimana keduanya mengajarkanku pengendalian diri, empati, dan pertumbuhan spiritual dan bagaimana aku sendiri mengalami self-growth dari perjalanan ini. Â
Masa Prapaskah: Puasa, Pantang, dan Refleksi
Sebagai bagian dari tradisi Katolik, Prapaskah bukan hanya tentang puasa dari makanan, tetapi juga tentang pantang dari kebiasaan tertentu. Beberapa orang memilih tidak makan daging pada hari Jumat, sementara yang lain menghindari hal-hal seperti media sosial, kopi, atau kebiasaan buruk lainnya. Â
Tahun ini, aku memutuskan untuk berpuasa lebih disiplin tidak hanya pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, tetapi juga dengan mengurangi makanan berlebihan, membatasi distraksi digital, dan lebih banyak berdoa. Aku ingin menjadikan Prapaskah sebagai waktu untuk memperbaiki diri, bukan hanya sekadar rutinitas keagamaan. Â
Namun, di tengah perjalanan, aku merasa ada tantangan besar: bagaimana mempertahankan semangat ini selama 40 hari?
Menemukan Inspirasi dalam Ramadan
Ketika Ramadan dimulai, aku melihat bagaimana teman-temanku yang Muslim menjalani puasanya dengan penuh semangat. Mereka tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga meningkatkan ibadah, berbagi dengan sesama, dan menjaga perkataan serta tindakan mereka. Â
Aku mulai berpikir: Mengapa aku tidak menerapkan hal yang sama dalam Prapaskahku?
Aku pun mulai membandingkan: Â
Puasa Prapaskah dan puasa Ramadan sama-sama mengajarkan pengendalian diri. Â
- Keduanya juga menekankan kesederhanaan, menjauh dari hal-hal duniawi, dan fokus pada hubungan dengan Tuhan. Â
- Ramadan memiliki berbuka puasa bersama, sementara Prapaskah mengajarkan puasa sebagai refleksi pribadi tetapi keduanya bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran spiritual.
Melihat semangat teman-teman Muslim, aku jadi lebih bersemangat untuk menjalani Prapaskah dengan lebih bermakna
Self-Growth: Apa yang Aku Pelajari?