Mohon tunggu...
Agassi Gilang
Agassi Gilang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Agassi Gilang

Adalah salah seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta yang menulis karena tuntutan tugas dari kampus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pembelajaran Seni Budaya di Sekolah Dasar

21 September 2021   15:45 Diperbarui: 21 September 2021   15:48 2075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran seni budaya adalah pendidikan seni yang berbasis budaya yang aspek-aspeknya, meliputi: seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan. Pendidikan SBK di SD memiliki fungsi dan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dalam berkarya dan berapresiasi. Pendidikan SBK memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memerhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual, musikal, linguistik, logika, matematis, naturalis, dan kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual, moral, serta kecerdasan emosional.

Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam kesenian (seni rupa, seni musik, seni drama) menunjukkan prestasi yang lebih baik di bidang-bidanglainnya. Siswa didorong untuk melahirkan solusi-solusi kreatif dan mengagumkan melihat sedemikian kayanya daya cipta mereka. Dan dengan ini, kecakapan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir mereka pun meningkat.

Sampai tulisan ini dibuat penulis belum pernah mendapatkan pengalaman sebagai pengajar pada mata pelajaran Seni Budaya di sekolah dasar. Namun sebelumnya penulis telah terlibat dalam kegiatan peer teaching dan juga observasi ke beberapa sekolah. Pada saat penulis melakukan observasi di SDN KAUMAN 1 Kota Malang dalam rangka kegiatan menemui Kepala Sekolah untuk pengajuan proposal kegiatan Volunteer disana penulis bertemu dengan Ibu Ajeng, beliau mengajar Bahasa Inggris kepada siswa kelas 5 dan 6. Disana Ibu Ajeng mengajak penulis untuk berkeliling sekolah sambal memperkenalkan bagian-bagian ruangan atau fasilitas yang ada di sekolah tersebut. Pada saat melewati ruangan kelas 2 penulis menemukan kegiatan dimana siswa kelas 2 sedang belajar bermain Keyboard. Disini penulis merasa heran dan takjub karena jarang sekali ada sekolah yang mengajarkan alat musik Keyboard kepada siswanya. Karena kebanayakan sekolah pada jenjang sekolah dasar umumnya mengajarkan alat musik yang sederhana seperti seruling, pianika atau alat musik daerah seperti angklung dan kolintang.

Ternyata siswa kelas II tersebut merupakan siswa yang disiapkan untuk melaksanakan konser keyboard yang dilakukan diibawah bimbingan Ibu Devi Suzana, dan Ibu Umi Kulsum selaku Kepala SDN Kauman 1 Malang. Disini sekolah mendapat dukungan dari Yamaha Music Times Indonesia dimana menurut Bu Ajeng pihak Yamaha Music Times sempat beberapa kali berkunjung ke sekolah untuk mengapresiasi kegiatan siswa SDN Kauman 1 dalam kegiatan bermusik maupun untuk memberi fasilitas pendukung seperti Keyboard dan Pianika.

Hal tersebut menarik untuk dibahas karena pembelajaran alat musik pada anak usia dini dijadikan sebagai salah satu jalan efektif dalam mengembangkan kognitif anak usia dini bukan hanya pengembangan kognitif namun juga talenta anak dan membina anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Pendidikan seni musik dijadikan sarana ekspresi, imajinasi, kreativitas dan apresiasi musik anak. Konsep dasar pendidikan seni musik bagi anak meliputi kemampuan fisik, bahasa, sosial, emosional, kognitif. Tujuannya adalah lebih membantu anak untuk mampu mengungkapkan apa yang anak ketahui dan rasakan melalui seni.

Musik merupakan aspek pertama yang harus dikembangkan dari sudut neurologis. Karena sejak dari dalam kandungan janin sudah bisa mendengarkan suara-suara termasuk juga musik. Dari semua kecerdasan yang ada dalam diri seseorang, musik memberikan pengaruh terbesar untuk diri manusia dan bisa mengembangkan kecerdasan lainnya. Sehingga aspek kecerdasan musik pada anak sangat penting untuk dikembangkan agar kecerdasan yang lainnnya bisa berkembang dengan baik.

Ada tiga aspek penunjang utama dalam pengembangan anak menyeluruh yaitu aspek pengembangan fisik, pengembangan sosial dan intelektual. Pengembangan fisik pada dasarnya anak suka bergerak. Melalui kegiatan musik, dengan musik dan dalam musik terjadi gerak. Kemampuan menunjang perkembangan musik keterampilan menggunakan otot besar dan otot halus. Pengembangan aspek sosial: pada dasarnya anak adalah makhluk sosial yang memerlukan hubungan dengan orang lain. Perkembangan sosial dapat dilakukan dalam kegiatan musik dengan kegiatan bersama dan memberikan kesempatan kepada anak mengenal keragaman budaya

Pengembangan aspek intelektual dapat terjadi jika anak menyukai tantangan pada suatu objek atau kegiatan, suka pada cerita yang menarik imajinatif, dramatis dan fantastis sehingga mulai dapat dilatih berpikir asosiasi dan logis. Anak mulai mengenal bilangan, hitungan, bentuk geometri serta membaca simbol, melalui kegiatan musik berupa ritme, bentuk dan syair lagu. Dalam kegiatan musik anak mengembangkan kemampuan intelektualnya. Karakteristik atau ciri khusus musik anak pada pembahasan ini ditinjau dari suara anak dan permainan musik dan yang berkaitan erat dengan kegiatan musik. Karakter suara anak dalam kegiatan bernyanyi ditinjau dari warna suara anak, batas jangkauan nada yang dapat dicapai oleh anak usia dini, interval yang dapat dijangkau; koordinasi dalam bernyanyi, bernafas berada pada taraf penyesuaian (asimilasi) dan melakukan gerak anggota tubuh yang lain.

Karakter musik yang sesuai untuk dimainkan maupun dinyanyikan oleh anak memiliki batasan: mudah diingat, menarik minat anak, nyaman dimainkan dan dinyanyikan (bukan menyebabkan hambatan dan kesulitan yang mengganggu anak) ditinjau dari segi ritme, interval, birama, perulangan, gerak, jumlah nada dan unsur yang mengandung sifat permainan (game) dan komunikatif.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Lwin,dkk (2008:147) yang mengemukakan bahwa anak pada usia di bawah 10 tahun perkembangan otaknya masih ber- kembang dan dapat dibentuk sehingga perlu dilakukan beberapa cara agar potensi musik pada anak dapat dikembangkan. Cara-caranya sebagai berikut :

1. Memperdengarkan kepada anak pilihan musik yang beragam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun