Minat baca turun itu memang sudah kehendak jaman, hadir nya budaya instan yang lebih mengutamakan kecepatan, kepraktisan serta kemudahan yang didukung perkembangan teknologi membuat orang mulai meninggalkan " kebiasaan membaca " ala jaman dulu.Â
Saya yang sedari balita sudah hobi membaca, salah satu prestasi masa SD Saya adalah " Memindahkan " perpustakaan Sekolah ke rumah . Kini pun mulai gamang, cocolan smartphone lebih menggoda ketimbang wangi kertas buku yang dulu sangat nikmat dihirup.
Dulu Buku setebal 500 halaman bisa Saya tamatkan membaca dalam hitungan hari, sekarang godaan bunyi HP selalu menghentikan lembaran buku yang sedang Saya baca.Â
Paling keras Saya berusaha mempertahankan lembaran halaman buku yang sedang dibaca tidak bisa melewati angka halaman 15 ,sebelum kembali Tergoda dengan scrool medsos atau selintas berita tak penting tapi mencandu di layar gadget.Â
Â
Akhirnya buku cuma jadi pajangan yang perlahan jadi tempat debu bersemayam, tapi Saya tidak menyerah walaupun perlahan dalam hati mengakui pasti akan kalah.Â
Perubuhan kebiasaan manusia merupakan keniscayaan , meskipun akan ada pertentangan sebelumnya antara kaum pembaharu pengusung budaya baru dan kaum pro status quo penjaga budaya lama.Â
Ke depan Buku pun akan tersingkirkan sepert hal nya sekarang Media cetak tergusur malu oleh media online . Bahan baku yang mahal, kurang praktis dari segi kebiasaaan manusia moderen akan menjadi penyebab matinya industri buku.Â
Dan Sesungguhnya yang terjadi bukan lah minat baca yang turun tapi perubahan kebiasaa masyarakat dalam melakukan aktifitas baca. bila dulu yang disebut membaca itu adalah membaca teks dalam bentuk kertas Buku/Majalah/Koran , sekarang kegiatan membaca merupakan aktifitas seseorang dengan gadget nya . Wallahualam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI