Mohon tunggu...
Afsokhi Abdulloh
Afsokhi Abdulloh Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk bersenang-senang

www.afsokhq.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"You Tomorrow", tentang Kesempatan Kita di Masa Depan

1 Juni 2021   11:25 Diperbarui: 1 Juni 2021   18:58 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3 dekade lalu kita tidak pernah membayangkan ada koin yang harganya ratusan juta rupiah bernama bitcoin. jika kita tarik lebih jauh lagi, dulu orang juga hanya berimajinasi dapat berkomunikasi melalui telepon dengan saling melihat wajah, atau yang kita sekarang sebut videocall. kita tidak pernah membayangkan dewasa ini kita bisa dengan mudah membeli saham, reksadana, dan aset lainnya hanya melalui smartphone. dan pandemi mempercepat transisi ini semua.

jika hari ini kita dikejutkan dengan banyak hal menakjubkan seperti itu, bagaimana dengan 3 dekade ke depan? apakah akan ada kejutan yang lebih dari hari ini?

kejadian yang sudah lalu atau sejarah, sudah seharusnya kita melihatnya dengan lebih luas lagi. tidak hanya membacanya sebagai teks, tapi mempelajari apa penyebab dan hikmah dari kejadian tersebut.

"Hal yang menarik dari sejarah dan masa depan adalah peristiwa, alasan yang menyebabkannya terjadi, dan dampaknya. Dan itulah isi dari buku ini." (hlm xxi)

buku ini ditulis oleh seorang futurolog. penulisnya DR. Ian Pearson, memimpin Futurizon, sebuah institusi yang secara khusus menaruh perhatian terhadap proyek-proyek masa depan.

tentu kita tidak bisa meramalkan dengan pasti seperti apa masa depan itu, namun dengan mempelajari sejarah yang sudah terjadi pada peradaban manusia, semua itu bisa diprediksi. dan dalam buku ini, ada banyak prediksi masa depan mulai dari hal-hal kecil seperti keperluan dapur, pekerjaan, kesehatan, hingga yang paling fenomenal: 'jaringan' di dalam kepala yang membuat kita tidak akan meninggal.

yang dimaksud dengan tidak meninggal adalah ketika ingatan kita, kesadaran kita sudah dipindahkan pada perangkat keras. di sana kita hidup, di dunia maya, secara sadar. kalau sekarang ada media sosial, kemungkinan di masa depan kita benar-benar berinteraksi secara harafiah di dalam komputer yang super canggih, meski tubuh kita sudah di dalam kubur.

diprediksi di masa depan, komputer super canggih akan ada, dan ya manusia harus bisa memanfaatkan itu, jika tidak maka dikhawatirkan komputer yang memanfaatkan manusia. saat ini saja, Artificial Intelligence (AI) sudah sangat maju. robot-robot buatan jepang sudah menyerupai manusia, bisa dibayangkan di masa depan bagaimana bentuk robot-robot tersebut? mungkin akan tidak ada bedanya dengan manusia, dengan kulit yang sama dan kesadaran yang sama.

di samping itu, tentu sangat dipertimbangkan bagaimana etika dan estetika agar semua itu bisa berjalan. dan ini menjadi delima di masa depan. sejauh mana batas-batas tersebut?

karena tidak menutup kemungkinan hubungan AI dengan manusia akan menjadi bias. AI akan bisa mempunyai perasaan pada manusia dan juga sebaliknya.

Elon Musk bilang di masa depan akan ada chip di kepala manusia, dan projek ini terus berjalan. jadi, kita bisa menggunkan lensa aktif untuk melihat pekerjaan kita hari ini yang biasa kita lihat di laptop, kita bisa menonton film, mendengarkan musik, dan banyak hal lainnya tanpa bantuan perangkat tambahan, cukup di dalam kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun