Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Hari Raya dan Penghematan Energi

16 Juli 2015   10:48 Diperbarui: 29 Agustus 2019   15:52 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertamina mewaspadai peningkatan konsumsi BBM pada pekan puncak arus mudik hingga 40 persen./Kompas.com, Heru Sri Kumoro.
Pertamina mewaspadai peningkatan konsumsi BBM pada pekan puncak arus mudik hingga 40 persen./Kompas.com, Heru Sri Kumoro.
Sebagaimana dilaporkan Antara, PT Pertamina (Persero) mewaspadai melonjaknya konsumsi energi BBM sebesar 40 persen selama penyelenggaraan mudik lebaran. Diperkirakan, pada puncak arus mudik yakni H-2 dan H-1, konsumsi BBM naik drastis dari rata-rata konsumsi nasional di hari-hari biasa. 

Bahkan di pulau Jawa, peningkatan konsumsi dapat mencapai 80-100 persen, mencapai 106,3 ribu kiloliter per hari. Berbeda dengan PLN yang meraup untung, Pertamina harus merogoh kocek lebih untuk memastikan pasokan BBM premium dan solar mencukupi kebutuhan mudik. Pasokan ditambah ke jalur-jalur terpadat, dan jam operasi stasiun-stasiun pengisian disesuaikan agar tidak terjadi kelangkaan.

Tradisi mudik Hari Raya tetap jadi pekerjaan rumah program penghematan energi kita. Berbagai inisiatif telah ditempuh agar konsumsi tetap terjaga (kampanye mudik bareng menggunakan bus, misalnya), meminimalisasi penggunaan sepeda motor yang sekaligus menekan angka kecelakaan. 

Akan tetapi peta energi nasional tetap pada level mengkhawatirkan, bahkan ketika kita menghadapi peluang penghematan yang sama setiap tahun pada Idul Fitri dan sedikit bantuan pada Hari Raya Nyepi. Peta Energi Nasional sangat bertumpu pada gerakan dan pola hidup penduduk.

Sayangnya, peluang ini telat bersambut, karena setelah berpuluh-puluh tahun defisit, Kementerian ESDM baru tahun ini merencanakan pembentukan Dirjen Penghematan Energi, yang juga belum jelas aral dan rupanya. 

Jika presiden Joko Widodo benar-benar serius menggalakkan program kebijakan energi lebih hemat dan tepat guna di masa pemerintahannya, kita akan melihat bagaimana peluang penghematan listrik di Hari Raya dapat mengimbangi kebutuhan energi mudik yang begitu besar akan bahan bakar kendaraan.


Listrik dan bahan bakar, dua material yang bersimbiosis memenuhi kebutuhan ritus dan gaya hidup kita, dua zat yang sama-sama berada pada titik nadir.

 

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun