Mohon tunggu...
Afrisya LailaZakia
Afrisya LailaZakia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di salah satu Universitas Negeri di Bali. Saya memiliki hobi menggambar, melukis, menulis dan juga membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kualitas Pendidikan di Indonesia yang Tidak Dapat Menyaingi Negara dengan Populasi Penduduk Sama

12 Desember 2022   11:48 Diperbarui: 12 Desember 2022   12:34 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Terakhir ialah pemerintah harus bisa melakukan upaya agar minat baca masyarakat sekarang bisa meningkat, bisa dengan memperbanyak ragam buku bacaan di perpustakaan, memberlakukan aturan membaca sebelum kegiatan belajar selama 15 menit, bisa juga dengan memberikan perpustakaan keliling di daerah – daerah pelosok agar mereka juga bisa membaca dan bisa tumbuh rasa untuk terus membaca, karena sebagaimana kita ketahui bahwa buku merupakan jendela dunia, sehingga dengan banyak – banyak  membaca kita bisa mendapatkan segala informasi yang sebelumnya tidak kita ketahui (Andina, 2016).

Selain minat baca, sistem pendidikan juga berpengaruh pada kualitas pendidikan di suatu negara. Jika mengambil perbandingan, kita bisa membandingkan negara kita dengan negara Finlandia. Jika dibandingkan dengan tahun 1980 sebenarnya pendidikan di Finlandia tidak lebih baik dari Indonesia, namun mereka mampu berkembang pesat  hingga saat ini menjadi negara dengan kualitas pendidikan terbaik. 

Berkembangnya sistem pendidikan di Finlandia tidak luput dari usaha pemerintahnya, yakni pemerintah memberi dukungan penuh untuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, menyediakan pendidikan gratis untuk semua guru,  sehingga rata – rata guru yang mengajar sekolah dasar bisa lulusan magister bahkan doktor pendidikan (Adha, 2019).

Selain itu pendidikan di Finlandia bisa berkembang pesat hingga saat ini tak lepas juga dari  peran pemerintah yang mengupayakan dan memberikan dukungan serta fasilitas pendidikan pada semua masyarakatnya sehingga masyarakat di  Finlandia tanpa terkecuali dapat merasakan pendidikan dan sekolah gratis, dan juga Finlandia merupakan negara yang memberikan kesetaraan dalam bidang pendidikan.

Sebenarnya Finlandia merupakan negara yang juga menganut paham ajaran dari Ki Hadjar Dewantara yang lebih mengutamakan proses, kegiatan pendidikan yang berpusat pada anak, serta mengutamakan keseimbangan antar rasa, cipta, dan karsa. 

Namun di Indonesia sendiri penerapan konsep  dasar dari  Ki Hadjar Dewantara tidak berjalan dengan baik, dikarenakan tidak selarasnya antar lingkungan sekolah, keluarga, serta masyarakat yang merupakan Tripusat Pendidikan (Muryanti & Herman, 2021).

Sebagaimana kita ketahui saat ini Indonesia masih berganti ganti kurikulum, sehingga ada sebutan “ganti menteri ganti kurikulum”. Saat ini menteri pendidikan kita yaitu bapak Nadiem Makariem, memberikan terobosan baru yakni kurikulum merdeka belajar, di mana pada kurikulum saat ini guru adalah bagian terpenting dalam keberhasilan pembelajaran. 

Pada kurikulum ini guru dan murid bekerja sama, sehingga guru bukanlah satu – satunya sumber ilmu ataupun materi yang diperoleh siswa melainkan mereka juga bisa mencari sumber ilmu dari mana saja, selain itu pembelajaran tidak hanya monoton di dalam kelas namun di luar kelas juga, selanjutnya guru harus bisa meningkatkan daya pikir kritis siswanya sehingga mereka bisa menalar materi yang telah diperoleh (Muryanti & Herman, 2021).

Jika dibandingkan dengan kurikulum Finlandia, pendidikan dasar di Finlandia lebih menekankan pada keterampilan anak dalam bermain dan belajar, lalu lebih diutamakan prosesnya yang dilakukan secara bertahap, tidak seperti di Indonesia yang anak kelas 1 Sekolah Dasar saja sudah harus bisa matematika. 

Konsep pembelajaran di Finlandia sendiri lebih menekankan “learning community” atau kolaborasi antara masyarakat, guru dan juga siswa. Tripusat dalam learning community tidak bisa dipisahkan karena kedua elemen tersebut sangat perlu bekerja sama sehingga bisa mendapat hasil dan tujuan pendidikan secara maksimal (Muryanti & Herman, 2021).

Di Finlandia para tenaga pendidik harus melewati seleksi yang ketat dan mereka yang berhasil lolos di setiap lembaga pendidikan merupakan lulusan Magister (S2) dan dipastikan merupakan lulusan terbaik serta benar – benar sesuai dengan bidang yang di ampunya. Sedangkan di Indonesia sendiri banyak  sekali guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya sehingga hal ini berdampak pada penguasaan materi untuk anak didik yang diajarnya, sehingga kualifikasi guru di Indonesia sangat rendah akibat kurang sesuainya bidang yang diajar dengan bidang yang dikuasai oleh tenaga pendidik tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa guru merupakan elemen terpenting dalam pendidikan agar peserta didik bisa mendapatkan materi yang sesuai, sehingga jika tenaga pendidik masih tetap tidak sesuai dengan bidangnya maka pendidikan di Indonesia akan sulit untuk berkembang (Muryanti & Herman, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun