Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - Student of Master Degree - Diponegoro University

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bicara Soal Etika yang Sederhana

16 Maret 2021   18:15 Diperbarui: 26 Maret 2021   16:00 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi etika bermedia sosial. (sumber: Thinkstock/Vadimguzhva via kompas.com)

Menurutku, plagiasi, sekecil apapun itu bukanlah hal yang dibenarkan. Jadi, aku tidak ingin menjadi penyebab ketersesatan orang lain karena aku juga tidak suka disesatkan. 

Oleh sebab itu, mau sejelek apapun hasil analisisku, aku lebih puas jika memang itu hasil dari pikiranku sendiri. Lagian, akan lebih terhormat jika seorang akademisi mengaku ketidaktepatannya dalam menganallisis sesuatu daripada harus berbohong hingga memalsukan data. 

Semakna dengan pesan Dr. Redyanto Noor bahwa, "peneliti boleh salah, tapi tidak boleh bohong!" yang selalu ditekankan pada mahasiswanya.

Relevan dengan masalah "amal jariyah" yang telah disinggung sebelumnya, aku pun punya pemikiran bahwa tidak harus sekarang, namun yang pasti, apa yang kita tulis ini akan bermanfaat bagi orang lain. 

Meskipun hanya satu orang, jika ilmu itu dijadikannya sebagai hal yang baik, secara tidak langsung pun kita akan terciprati pahala. 

Begitu kira-kira pemikiranku yang masih mengimani perkara salah satu jenis pahala yang tidak akan terputus hingga akhir hayat dari ajaran agama yang diwariskan oleh keluarga kepadaku dan adikku satu-satunya.

Ketiga, aku benar-benar malu dan merasa tertampar. Permohonan izin yang diajukan oleh seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Jawa Timur tersebut sontak menyadarkanku bahwa, tindakannya cukup langka. Kenapa aku bisa bilang langka? 

Aku yakin, dari perspektifku yang subjektif, tindakan yang dia lakukan belum banyak dikerjakan oleh kebanyakan mahasiswa pada umumnya. 

Kebanyakan orang menyadur tanpa izin, tidak sedikit juga yang mengambil objek sebuah karya tanpa kula nuwun atau permisi. Padahal, meski bukan untuk tugas akhir, permohonan izin seperti itu adalah bukti dari integritas kita sebagai civitas akademika yang harusnya bersikap suportif dan apresiatif.

Jauh sebelum aku menerima permohonan izin tersebut, aku pun pernah beberapa kali memohon izin pada pihak yang karyanya akan aku analisis. 

Prinsipnya, aku tidak memaksakan kehendak atau membesarkan harapan untuk sesegera mungkin mendapatkan respons. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun