Mohon tunggu...
Fable Punk
Fable Punk Mohon Tunggu... Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi Unesa

Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi Unesa yang memiliki ketertarikan di dunia sastra, utamanya cerita pendek dan sejenisnya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keasyikan Terbang, Lupa Betapa Nyamannya Nyeker

25 Maret 2025   15:25 Diperbarui: 25 Maret 2025   15:25 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Canva AI)

Sering kali, kita berpikir bahwa kebahagiaan cuma bisa datang dari sesuatu yang besar dan luar biasa. Tapi kalau kita terus menunggu momen besar itu, kita bisa saja melewatkan banyak kebahagiaan yang sudah ada di sekitar kita. Sesederhana menikmati makanan favorit, membaca buku bagus, atau mendengar suara hujan---hal-hal ini bisa mengisi hati kita dengan ketenangan.

Prinsip Hidup ala Filosofi Teras

Dalam Filosofi Teras karya Henry Manampiring, ada konsep yang sangat relevan dengan pencarian kebahagiaan di tengah ekspektasi yang tinggi, yaitu Dikotomi Kendali. Konsep ini mengajarkan bahwa ada dua jenis hal dalam hidup: yang bisa kita kendalikan dan yang tidak.

Apa yang orang lain pikirkan tentang kita? Bukan kendali kita. Standar yang dipaksakan oleh media sosial? Juga di luar kendali kita. Tapi cara kita merespons, cara kita berpikir, dan bagaimana kita menikmati hidup? Itu sepenuhnya dalam kendali kita.

Selain itu, Filosofi Teras juga mengajarkan tentang ataraxia, yaitu ketenangan batin. Dengan menerima bahwa tidak semua hal harus sempurna, kita bisa lebih fokus pada apa yang benar-benar membawa ketenangan, bukan sekadar mengejar validasi sosial.

Dari Membandingkan ke Bersyukur

Berhenti membandingkan diri dengan standar media sosial memang nggak mudah. Tapi kita bisa mulai mengubah pola pikir: dari fokus ke kekurangan, jadi fokus ke rasa syukur. Coba tanyakan ke diri sendiri setiap hari: Apa satu hal kecil yang bisa aku syukuri hari ini?

Dengan latihan ini, kita mulai melihat hidup dengan sudut pandang yang lebih positif. Hidup terasa lebih ringan. Kita nggak lagi terbebani oleh ekspektasi yang berlebihan, tapi bisa lebih menikmati perjalanan kita sendiri.

Di dunia yang semakin kompetitif, kita sering merasa harus terus mengejar sesuatu yang lebih besar. Tapi dalam proses itu, jangan sampai kita lupa menikmati hal-hal kecil di sekitar kita. Standar tinggi dari media sosial bukan patokan hidup kita. Kebahagiaan nggak harus selalu tentang pencapaian besar. Kadang, dia ada di momen-momen sederhana yang selama ini kita anggap biasa.

Jadi, yuk mulai merayakan yang kecil! Karena di setiap detik yang kita jalani, ada kebahagiaan yang menunggu untuk kita sadari dan syukuri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun