Mohon tunggu...
AFIZAM
AFIZAM Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hallo, saya Afizam, mahasiswa aktif di Universitas Pamulang, saya anak perantauan, artikel ini saya tulis berdasarkan apa yg saya rasakan. Mohon di like, jangan pelit pelit. Terimakasih teman

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Merantau Nggak Selalu Keren, Tapi Selalu Ngingetin Siapa Kita Sebenarnya

11 Oktober 2025   16:36 Diperbarui: 11 Oktober 2025   16:35 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Katanya, merantau itu seru. Bisa hidup mandiri, kerja di kota besar, dan ngejar mimpi. Tapi yang jarang diceritain adalah bagian ketika kamu harus makan sendiri di kamar kos, ngelawan rasa sepi yang tiba-tiba datang malam-malam, atau nangis pelan biar nggak kedengeran tetangga sebelah.

Perantauan itu nggak cuma soal pindah tempat, tapi pindah tanggung jawab. Di rumah, ada yang ngurusin. Di rantau, semua harus kamu pikirin sendiri — dari bayar kos, beli beras, sampe nyari cara biar uang gaji cukup sampe akhir bulan. Di situ kamu sadar, hidup nggak semudah caption motivasi.

Kadang, yang paling berat bukan kerjaannya, tapi rasa rindu. Rindu masakan rumah, rindu suara ibu, rindu ketenangan yang dulu kamu anggap biasa. Tapi mau balik pun nggak bisa seenaknya, karena kamu tau kenapa dulu kamu berangkat: buat masa depan yang lebih baik.

Belum lagi soal tekanan mental. Ekspektasi dari keluarga, omongan orang, dan kerasnya kehidupan kota bikin kepala rasanya penuh. Kamu harus kuat padahal kadang pengen banget nyerah. Tapi anehnya, setiap kali jatuh, kamu juga yang berdiri lagi. Karena nggak ada pilihan lain selain lanjut.

Di sela-sela capek itu, kamu belajar banyak hal yang nggak pernah diajarin sekolah. Belajar sabar, belajar tahan malu, belajar bersyukur walau cuma makan mi instan tapi bisa bertahan hidup. Kamu juga belajar bahwa sukses itu nggak instan, dan nggak semua orang beruntung punya jalan yang mudah.

Ada masa di mana kamu iri lihat teman-teman yang masih bisa pulang ke rumah tiap akhir pekan, atau yang hidupnya terlihat stabil. Tapi lama-lama kamu sadar, setiap orang punya waktunya sendiri. Kamu juga sedang berproses, dan nggak apa-apa kalau jalannya lebih lambat — yang penting kamu terus melangkah.

Lalu tiba-tiba kamu mulai menikmati hal-hal kecil. Kayak bisa beli lauk lebih dari satu, bisa ngobrol sama teman kos sambil ketawa, atau sekadar ngerasa lega waktu gajian datang. Di momen-momen sederhana itu, kamu sadar: ternyata kamu kuat banget.

Perantauan juga ngajarin kita untuk lebih peka sama orang lain. Melihat teman kos yang lagi susah bikin kamu lebih empati, dan belajar saling bantu meski dengan hal kecil. Kadang, support kecil itu terasa lebih berharga daripada semua fasilitas mewah di kota besar. Kamu mulai ngerti, kebahagiaan nggak selalu soal punya banyak uang, tapi soal punya hati yang hangat dan teman yang ngerti kondisi kamu.

Selain itu, perantauan mengajarkan manajemen diri. Kamu harus bisa atur waktu antara kerja, belajar, istirahat, dan tetap jaga kesehatan mental. Banyak yang baru sadar, disiplin itu bukan soal aturan kaku, tapi soal tanggung jawab sama diri sendiri. Dari situ lah muncul rasa bangga yang tulus: bangga karena bisa survive, bangga karena nggak menyerah walau banyak rintangan.

Merantau memang nggak selalu keren, tapi selalu punya makna. Setiap keringat, setiap air mata, semuanya bagian dari perjalanan menemukan diri. Jadi kalau hari ini kamu lagi lelah, ingat — kamu nggak sendirian. Semua anak rantau pernah ngerasain hal yang sama.

Dan mungkin nanti, saat kamu pulang, kamu bakal sadar: kamu bukan lagi orang yang sama seperti dulu. Kamu sudah tumbuh, ditempa oleh jarak, rindu, dan perjuangan yang nggak semua orang bisa pahami. 🌙

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun