Ivan Lani seorang Wikipediawan sekaligus ahli Bahasa, pada saat sebelum memulai kariernya Ivan belajar Bahasa Indonesia pada tahun 2006 karena ketertarikan nya untuk membuat Wikipedia. Pada saat itu Ivan menguasai dua Bahasa yaitu Bahasa inggris dan Bahasa pemograman, ia memulai belajar bahasa Indonesia dikarenakan pada saat itu tanpa sengaja ia membuka Wikipedia berbahasa Indonesia,pada saat dia melihat Wikipedia tersebut, ia menyadari bahwa kemampuan Bahasa Indonesia terbilang kurang atau jelek ucapnya.beliau berkata “saya bisa berbicara Bahasa Indonesia namun tidak dapat menulis dan menggunakan Bahasa Indonesia yang formal”. Ia pun menyadari bahwa kemampuan Bahasa inggris nya lebih baik ketimbang Bahasa Indonesia itu sendiri, setelah menyadari hal tersebut Ivan pun belajar Bahasa Indonesia dengan otodidak dan apa yang beliau pelajari dia bagikan melalui aplikasi twitter.
Dulu saat Ivan belajar Bahasa Indonesia, ia kesuliatan dan hampir tidak punya tempat untuk bertanya dikarenakan pada saat itu badan Bahasa belum sepenuhnya aktif di aplikasi twitter dan itu membuat tantangan tersendiri bagi Ivan untuk belajar Bahasa Indonesia, ia bertanya tanya mengapa anda harus diawali dengan huruf kapital, kenapa ada mengaji dan mengkaji apa bedanya. Ivan belajar dan mengerti yang mana yang benar atau yang sesuai kaidah. Bahasa Indonesia tidak selalu harus dengan Bahasa baku, contohnya dalam berbicara kita hanya harus yang baik dan benar, baik secara konteks dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan
Bahasa Indonesia merupakan Bahasa yang berasal dari melayu yang diperkaya dari berbagai sumber. Premisi Lado salah satu sastrawan Indonesia pernah menulis buku berjudul Sembilan dari sepuluh kata Bahasa Indonesia adalah asing, karena hampir seluruh kosakata Bahasa Indonesia berasal dari Sangsekerta, Bahasa Belanda, Bahasa tamil, dll. dengan begitu terbukti bahwa kosakata Bahasa Indonesia sangat kaya. Kelahiran Bahasa Indonesia jatuh pada 2 mei 1926 pada saat kongres pemuda yang pertama, yang mencetuskan istilah Bahasa Indonesia dulunya di sebut Bahasa melayu adalah Emtabrani. semua pemuda Indonesia dari berbagai daerah pada saat itu menggunakan Bahasa daerah mereka dan Bahasa Belanda, saat kongres dilakukannya penggunaan Bahasa Melayu dan kemudian disebut Bahasa Indonesia untuk menyatukan para pemuda pemuda dan untuk persatuan. Bahasa Indonesia telah beberapa kali mengubah ejaan yaitu pada 1901 oleh Van Ophuijsen dengan tujuan membaku kan Bahasa melayu, lalu 1947 oleh soewandi, 1972 EYD, dan 2015 PUEBI yang dikenal dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia lebih mudah dipahami dibandingkan Bahasa lain, karena pembentukan kata yang sederhana, tidak seperti Bahasa Arab yang mempunyai 15 variasi kata dan Bahasa Indonesia tidak perlu mengunakan tense, dan Bahasa Indonesia tidak mengenal gender, lalu Bahasa Indonesia pun tidak mengenal tekanan.bahasa Indonesia menggunakan alphabet latin yang memudahkan penulisan karena mayoritas orang di dunia menggunakan alphabet latin untuk penulisan, hal ini memudahkan orang untuk belajar Bahasa Indonesia.
Pengguna Bahasa Indonesia saat ini banyak yang menyisipkan Bahasa asing dalam padanan Bahasa indonesianya serta penggunaan Bahasa asing untuk nama tempat atau acara di Indonesia, hal ini menunjukan kebanggaan berbahasa Indonesia mulai memudar. Terlebih lagi banyak orang yang keterampilan berbahasa Indonesia yang mulai menurun, seperti saat kesalahan pada skripsi mahasiswa (Tadjuddin, 1994), nilai Bahasa Indonesia lebih rendah di banding Bahasa inggris, kesalahan pada berita, pengumuman, atau surat resmi, keterampilan berbicara wartawan yang buruk saat siaran langsung. Beberapa orang berpikir semakin asing Bahasa yang ditulis maka semakin keren, bahkan banyak dari Sebagian orang selalu melakukan kesalahan dalam menentukan kata “di-” yang dirangkai dan “di” yang di pisah. maka dari itu keterampilan dalam berbahasa indonesia dan kebanggaan terhadap Bahasa Indonesia sangat di perlukan. Dalam belajar berbahasa manusia harus pertamakali mempelajari Bagaimana convesi untuk penuliasan suatu bunyi (membaca), kemudian mereka harus belajar untuk menulis.
Dalam mempelajari Bahasa, perlu 4 tahun untuk Ivan membiasakan diri untuk tidak mencampur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris. Kemampuan untuk memisahkan suatu Bahasa agar dapat menggunakan Bahasa satu tanpa mencampur Bahasa lain menunjukkan keteraturan dalam berpikir. Dalam Tataran Bahasa, dimulai dari ejaan huruf, penulisan kata, dan tanda baca.lalu yang kedua adalah kata yakni bentuk kata, kelas kata, makna kata, dan peristilahan. Lalu dilanjut dengan kalimat seperti unsur kalimat, jenis kalimat, dan keefektifan kalimat. Kemudian paragraph yaitu jenis paragraf, pengembangan paragraf, dan kepaduan paragraf. Dan yang terakhir ada wacana dengan perencanaan, pembuatan, dan penyampaian. Jadi dalam belajar berbahasa ikat mesti mempelajari tataran Bahasa untuk memudahkan kita dalam belajar berbahasa dengan baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah sesuai konteks, pemahaman ragam, dan penyampaian pesan. Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa yang sesuai dengan aturan, pemahaman kaidah, pencerminan kecendikiaan.
Di dalam Bahasa, baik dan benar memiliki arti yang spesifik. Baku tak mesti kaku dengan memperhatikan diksi, emoticon, alih kode, struktur, fatis, dan intonasi. diksi adalah sebuah kosakata. Agar dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan luwes salah satunya adalah memperbanyak kosakata. struktur pada sebuah kalimat itu bisa diatur, tidak mesti kita menggunakan kalimat yang sesuai dengan struktur pada (SPOK) boleh struktur nya dibalik. Walaupun menggunakan struktur (SPOK) yang sesuai akan terasa lebih baik, namun di sini kita mencari hal yang membuat kita luwes dalam menguasai Bahasa Indonesia. Intonasi juga sangat bermanfaat untuk membuat pengucapan Bahasa Indonesia jadi tidak begitu kaku. Intonasi dapat memengaruhi bagaimana orang menerima apa yang kita sampaikan. Lalu dilanjutkan dengan fatis, yakni kosakata yang tidak memiliki arti secara gramatikal dan leksikal, namun fatis dapat berguna untuk menyampaikan pesan tertentu dalam bentuk sebuah emosi. Contoh kosakata fatis yakni, dong, deh, sih dan sebagainya. Lalu ditambahkan dengan alih kode yang berfungsi sebagai penghubung agar bahasa yang kita gunakan terasa dekat dengan orang yang kita ajak berbicara. Dan yang terakhir dapat di sempurnakan dengan emotikon, moticon merupakan senjata yang luar biasa untuk berbicara secara luwes dalam bahasa yang kita gunakan. Contohnya jika kita melakukan percakapan di media elektronik, kalau kita menulis kalimat bernada kaku diakhiri dengan titik pasti orang akan mengira kita marah. Coba menggunakan emoticon 'senyum' atau apa pun yang dapat menggambarkan ekspresi kita. Maka percakapan tersebut akan terasa lebih luwes.
Sebagai orang Indonesia kita semestinya mengutamakan Bahasa Indonesia serta melestarikan Bahasa daerah, karena Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa, Dengan memiliki satu bahasa yang dimengerti oleh seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke, kita dapat menghindari perpecahan, memperkuat rasa kesatuan, dan membangun komunikasi yang efektif untuk kemajuan bangsa bersama.
Esai Resume Bahasa Indonesia itu Indah
Nama: Iqbal Afif Robbani
NIM:431251058
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI