Di antara senja yang tak sempat kusebutkan, ada satu harap yang kusembunyikan di sela napas: semoga hatinya belum dimiliki orang lain. Bukan karena aku ingin merebut, melainkan karena aku ingin menunggu dengan cara yang paling manusiawi: diam, tapi penuh makna.
Ia berjalan di antara kata-kata yang tak pernah selesai, menyisakan jejak di benakku seperti bait puisi yang enggan ditutup. Aku tak tahu apakah ia membaca tatapku sebagai tanda, atau sekadar angin lalu yang tak pernah benar-benar singgah.
Aku bukan penyair yang lihai merayu semesta, hanya seorang pejalan yang menulis harapan di balik lembar-lembar jurnal yang tak pernah dikirim. Dan jika kelak ia menemukan cinta di tempat yang bukan aku, biarlah puisiku menjadi saksi bahwa pernah ada seseorang yang mendoakan hatinya tanpa ingin memilikinya.
Unness, 16/10/2025
Afid Alfian A.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI