Mohon tunggu...
Fianisa Ayu
Fianisa Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - maba

❤🐾🐕‍🦺🐅🐩🐕🐈🐎🐆🦏🦮🦌

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Meroketnya Kasus Covid-19 di Indonesia

31 Juli 2021   22:50 Diperbarui: 31 Juli 2021   23:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pandemi covid-19 yang terjadi di seluruh dunia khususnya Indonesia, semakin hari seakan semakin tak nampak ujungnya. Kian hari kasus terkonfirmasi positif covid di Indonesia justru kian bertambah. Puncaknya adalah lonjakan kasus yang terjadi beberapa pekan terakhir yang cukup menyita perhatian khalayak ramai. 

Bagaimana tidak, dalam kurun waktu satu hari saja bisa terdapat ribuan hingga puluhan ribu kasus terkonfrmasi. Bahkan Indonesia sendiri sudah menyalip rekor harian India (34.443 kasus) dengan kasus terbanyak harian sebanyak 38.391 kasus, menempati posisi kedua setelah Brazil (53.725 kasus). Tentunya ada banyak sekali penyebab dari naiknya kasus terkonfirmasi covid tersebut. 

Di Indonesia sendiri, salah satu penyebab semakin buruknya kondisi ini adalah karena adanya varian baru dari virus yang masuk ke Indonesia. Yakni virus varian alpha (B.1.1.7) yang berasal dari Inggris, varian beta (B.1.351) yang berasal dari Afrika, varian delta (B.1.617.2) yang berasal dari India, dan varian kappa (B.1.617.1) yang juga berasal dari India.  

Tetapi, adanya varian baru itu bukanlah sebab utama dari terus naiknya kasus di Indonesia. Beberapa pakar menyebutkan, bahwa faktor utama melonjaknya kasus adalah karena masyarakat Indonesia sendiri sudah mulai abai. Sudah hampir dua tahun sejak kasus ini pertama kali menginfeksi masyarkat di Wuhan, tentunya mayoritas masyarakat pun sudah mulai jenuh dan bosan dengan situasi ini. 

Anjuran pemerintah untuk selalu menerapkkan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menhindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) pun semakin lama justru seperti tak lagi diindahkan. Dan dari sinilah virus tersebut berpeluang masuk ke tubuh manusia, lalu berpindah dari manusia satu ke manusia lain.

Selain karena masyarakat yang mulai abai, sebagian dari mereka pun juga masih merasa cuek terhadap wabah ini. Mereka masih beranggapan bahwa virus ini hanyalah virus biasa. Padahal, di Indonesia sendiri tingkat kematian akibat wabah ini sudah mencapai 2,7% dan 94% diantaranya merupakan masyarakat yang masih belum melakukan vaksinasi covid. Alasannya pun beragam, dimulai dari karena sulitnya mendapatkan vaksin, minimnya informasi tentang vaksin, kurangnya kesadaran mengenai pentingnya vaksin, bahkan beberapa masih takut untuk melakukan vaksinasi covid.

Tak hanya itu, tak jarang masyarakat masih merasa takut untuk datang ke fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, ataupun klinik) terdekat. Hal ini tentunya juga sangat memperkeruh kondisi yang ada. Mereka mengaku takut untuk datang ke faskes karena menganggap faskes justru adalah sumber penyakit. Sebagian masyarakat juga takut untuk datang dan cek kesehatan di faskes karena mereka termakan isu, takut ‘di-covid-kan’.

Adanya isu-isu semacam itu juga menjadi salah satu faktor penyebab tak kunjung turunnya angka covid di Indonesia. Isu-isu semacam itu bahkan sangat mudah masuk ke masyarakat. Masyarakat awam cenderung sangat mudah percaya, bahkan dengan pesan yang dikirim berantai via WhatsApp. Hal ini jelas berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang terbiasa selalu “disuap”. Mereka terbiasa menerima informasi secara mentah-mentah tanpa mencari tahu dahulu sumbernya, apakah informasi tersebut valid atau hanya hoax belaka.

Untuk memperlambat atau bahkan menghentikan laju penyebaran covid ini, tentunya diperlukan kesadaran yang bisa kita mulai dari diri sendiri.  Salah satu yang bisa kita lakukan adalah dengan mengikuti anjuran pemerintah untuk selalu menerapkan 5M. 

Dimulai dengan memakai masker ketika berada di luar rumah atau di tempat umum, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir (atau bisa diganti dengan hand sanitizer) setiap sehabis dari luar, menjaga jarak sejauh 1-2 meter dengan orang lain, menjauhi kerumunan untuk menghindari penularan virus covid-19, serta membatasi mobilitas dengan cara tetap di rumah saja. 

Kita juga dapat membantu pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid ini dengan 3T, yaitu testing apabila merasa tidak enak badan/bergejala, menyampaikan informasi yang sebenar-benarnya apabila dilakukan tracing, dan treatment isolasi baik isolasi mandiri di rumah atau di rumah sakit ataupun di fasilitas yang sudah disediakan pemerintah. Dan juga, bersegeralah lakukan vaksinasi apabila vaksin sudah tersedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun