Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Meracik Tayangan TV Jadi Konten Media Sosial

29 Mei 2022   16:20 Diperbarui: 30 Mei 2022   11:22 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang sedang menonton TV (Shutterstock)

Kemudian dalam acara musik atau variety show, lazimnya diawali oleh pembawa acara tentang siapa saja yang menjadi penampil dalam acara. Ini disebut sebagai "sequence" kedua. 

Kemudian, pembawa acara akan menyajikan penampil pertama, berupa pertunjukan sebuah lagu di panggung acara. Ini jadi "sequence" berikutnya. Memang, unsur "sequence" ini bentuknya beragam. 

Masing-masing "sequence" bisa dijadikan konten tersendiri untuk disebarkan ke media sosial. Dalam program musik, "sequence" pertunjukan lagu merupakan unsur utama. 

Begitu juga dalam variety show, pertunjukan tidak hanya terbatas pada lagu, namun bisa lebih variatif kepada pertunjukan sulap, lawak, dan sebagainya. "Sequence" lagu, lawak, atau sulap tentunya menarik untuk jadi satu konten tersendiri di media sosial. 

Rangkaian dari "sequence" membentuk satu "segment" pada program TV. Berakhirnya satu "segment" ditandai dengan tayangan iklan. 

Jika digabungkan contoh pada program musik tadi, di mana program diawali dengan grafis pembuka, pembawa acara, pertunjukan lagu, dan kemudian setelah selesai pertunjukan terjadi percakapan antara pembawa aara dan penyanyi lagu, lalu diteruskan dengan jeda iklan, rangkaian ini menjadi satu "segment". Kita bisa merilis satu "segment" sebagai konten di media sosial.

Kedua contoh tadi hanya pengenalan dasar untuk mengidentifikasi unsur-unsur pada tayangan TV menjadi konten media sosial dengan mudah. Tentunya masih ada hal-hal yang bisa didalami. 

Sebagai contoh, ketika terjadi interaksi antara penampil dengan pembawa acara di satu "sequence", bisa jadi ada rangkaian obrolan khusus yang menarik disebarkan sebagai konten ke media sosial. Misalnya, pernyataan bahwa dirinya bergabung dengan "BlackPink", group musik asal Korea. Hal ini juga berlaku pada ragam program lainnya. 

Pada intinya dalam meracik tayangan TV menjadi konten media sosial, kita perlu kenali dulu unsur-unsur tayangan untuk kemudian dieksplorasi lebih jauh mengenai bagian mana yang bisa dicacah dan disebarkan kembali sebagai konten baru di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun